Cinta Yang Tak Mau Kalah Oleh Kematian
Dari kisah si tengah dan Hiro, keduanya berusaha dengan kemampuan yang dimiliki untuk 'mengembalikan' yang tercinta agar tetap hidup.

LAKEYBANGET.COM - Beberapa kisah fiksi fantasi yang kita baca ataupun tonton sesungguhnya mengajarkan tentang filosofi kehidupan yang bernas. Contohnya Harry Potter and the Deathly Hallows serta serial Heroes. Dalam salah satu cuplikan kedua kisah tersebut, terdapat satu benang merah yang sama: Cinta yang tak mau kalah oleh kematian.
Harry Potter and the Deathly Hallows
Kamu ingat tentang Batu Kebangkitan? Salah satu dari Relikui Kematian. Secara indah, narasi Relikui Kematian divisualisasikan sebagai berikut:
Dalam novelnya diceritakan sebagai berikut:
Sementara itu, si tengah pulang ke rumahnya, tempat dia hidup sendiri. Dia mengeluarkan batu yang memiliki kekuatan untuk memanggil orang mati, dan memutarnya tiga kali dalam tangannya. Betapa heran dan gembiranya dia, sosok gadis yang dulu pernah diharapkannya untuk dinikahinya, sebelum gadis itu meninggal dalam usia muda, muncul seketika itu juga di hadapannya.
Meskipun demikian gadis itu sedih dan dingin, terpisah darinya seolah oleh sehelai selubung. Walaupun telah kembali ke dunia orang hidup, dia sesungguhnya bukanlah bagian dari dunia itu dan menderita. Akhirnya, si tengah, menjadi gila karena kerinduan yang sia-sia, membunuh diri supaya bisa benar-benar bergabung dengan gadis itu.
Maka Kematian mengambil si tengah sebagai miliknya.
Peverell bersaudara dengan relikui kematiannya.
Heroes
Kamu ingat dengan tokoh Hiro Nakamura? Ia punya kemampuan memaju-mundurkan waktu. Hiro memiliki cinta pada Charlie Andrews. Namun sayangnya Charlie dibunuh oleh Sylar. Hiro pun berusaha mengubah fakta tersebut. Ia mencoba dengan kemampuannya mengutak-atik waktu. Dia memundurkan waktu dan berusaha mencegah Sylar membunuh Charlie. Berkali-kali Hiro mencoba skenario memundurkan waktu.
Apa hasilnya? Hiro tetap dihadapkan pada kenyataan pahit bahwa Charlie dibunuh oleh Sylar.
Hiro-Charlie.
Dari kisah si tengah dan Hiro, keduanya berusaha dengan kemampuan yang dimiliki untuk “mengembalikan” yang tercinta agar tetap hidup. Namun kematian punya rahasia dan filosofi pembelajarannya tersendiri. Karena perpisahan dengan yang tercinta merupakan bagian dari pembelajaran hidup. Relakan mereka yang tercinta merupakan makna yang termaktub dalam kisah tersebut.
Menutup artikel, kalimat dari Achilles dalam film Troy dapat jadi pegangan untuk mencintai dengan sebenar-benarnya cinta dari setiap momentum yang ada.
The gods envy us. They envy us because we’re mortal, because any moment may be our last. Everything is more beautiful because we’re doomed. You will never be lovelier than you are now. We will never be here again. – Achilles
Achilles diperankan Brad Pitt.