Capai Usia ke-52, SEAMEO Biotrop Konsisten Berikan Kontribusi Pengembangan Pendidikan

SEAMEO Biotrop capai usia ke-52, kontribusinya dalam pengembangan pendidikan nyata dan konsisten.

Capai Usia ke-52, SEAMEO Biotrop Konsisten Berikan Kontribusi Pengembangan Pendidikan
Direktur SEAMEO Biotrop saat press conference bersama Walikota Bogor.

MONITORDAY.COM – Direktur Southeast Asian Regional Center for Tropical Biology (SEAMEO Biotrop), Dr Irdika Mansur menyebut pihaknya telah memberikan kontribusi untuk pengembangan pendidikan tinggi maupun pendidikan dasar dan menengah di seluruh wilayah Indonesia.

"Hasil penelitian dari SEAMEO Biotrop, tidak hanya menjadi literatur di pendidikan tinggi, tapi penelitian terapan Biotrop dapat diaplikasikan secara sederhana oleh siswa SMK dan masyarakat umum," kata Direktur SEAMEO Biotrop, Irdika Mansur, dalam sambutannya pada acara ulang tahun ke-52 SEAMEO Biotrop di Gedung Bundar SEAMEO Biotrop, Kota Bogor, Rabu (26/2/2020).

Irdika Mansur mengakui, bahwa Indonesia memiliki potensi agraris sangat besar, sehingga bidang pertanian menjadi salah satu aspek penting yang perlu dikembangkan di Indonesia.

"Karena itu, SEAMEO Biotrop memberikan perhatian lebih kepada pengembangan pertanian di Indonesia, yang seharusnya tidak hanya bergantung pada petani konvensional," ujarnya.

Karena itu, menurut dia, SEAMEO Biotrop melakukan berbagai penelitian yang mengangkat tema pertanian lahan sempit. "SMK menjadi ujung tombak dalam pengembangan pertanian di Indonesia. Edukasi pertanian lahan sempit diberikan kepada siswa dan guru SMK," katanya.

Irdika menjelaskan, SEAMEO Biotrop telah membina lebih dari 100 SMK di seluruh Indonesia untuk mendukung program SMK dan ketahanan pangan, bekerja sama dengan Direktorat Pendidikan SMK Kemendikbud.

Bahkan, Sekretaris Jenderal Kemendikbud saat itu, Didik Suhardi, menurut Irdika, mendorong agar SEAMEO mengembangkan program buah tanpa musim di sekolah.

Irdika menambahkan, sejak 2018, SEAMEO Biotrop telah melatih dan membangun kebun buah di 36 SMK Pertanian, mulai dari Aceh sampai Papua, melalui program Smart Be. Melalui program ini pula, SEAMEO mendorong sekolah-sekolah untuk berinovasi dalam teknologi pertanian.

SMKN 4 Bogor misalnya, melalui program Smart Be, telah berhasil membuat beberapa prototype dalam bidang pertanian. Salah satunya seperti sensor kelembaban tanah. Alat ini bisa mendeteksi kadar kelembaban tanah. Jika tanah dalam keadaan kering, maka alat tersebut akan secara otomatis menyirami tanah tersebut dan akan berhenti apabila sudah lembab.