Bursa Ketum Golkar, Pengamat Sebut Restu Presiden Wajib Diraih
Bursa Ketum Golkar masih dinamis, dan belum terlihat siapa yang berpeluang terpilih. Apalagi, sikap Presiden Jokowi masih netral, keduanya masih berpeluang. Kuncinya adalah dukungan Presiden.

MONITORDAY.COM - Pengamat Komunikasi Politik Universitas Paramadina, Hendri Satrio mengungkapkan bursa perebutan calon ketua umum (caketum) Partai Golkar yang sampai saat ini masih tetap dinamis. Kedua kandidat yang muncul selama ini, baik Airlangga Hartarto maupun Bambang Soesatyo (Bamsoet) masih sama-sama punya peluang.
Apalagi kata Hendri, dua kandidat ini menduduki jabatan penting di lembaga tinggi negara. Airlangga sebagai Menteri Perindustrian, sementara Bamsoet sebagai Ketua DPR. Karena itu, menurut dia, kunci kemenangan keduanya ada pada dukungan dari Presiden, Joko Widodo.
“Golkar partai garis kekuasaan, jadi restu Presiden wajib didapatkan, kalo ga dapet (nanti) ganti di tengah-tengah,” kata Hendri saat diskusi di D’Consulate, Menteng, Jakarta, Jumat (14/09).
Analis Komunikasi Politik dari Lembaga Survey Kedai Kopi ini menyebut jika sampai hari ini belum ada dukungan pasti dari Jokowi, soal siapa yang paling kuat.
“Saat ini Presiden 50:50 ke Airlangga dan Bamsoet, yang lebih pasti ke Airlangga tapi bisa saja gak ke Airlangga setelah Presiden dilantik,” tuturnya.
Dengan peta politik seperti, tak heranlah bila AMPG dan Bamsoet terus mendesak agar DPP segera menggelar rapat pleno untuk menentukan waktu Munas. Bamsoet berupaya agar Munas digelar sebelum pelantikan Presiden-Wakil Presiden terpilih, Joko Widodo-Ma’ruf Amin.
Sebaliknya, kubu Airlangga sebagai petahana bersikukuh mengelar Munas pada Desember 2019. Alasannya, karena dua munas sebelumnya Munas Bali 2014 dan Munaslub Jakarta 2017 digelar pada bulan Desember.