BPK Utamakan Transparansi dan Akuntabilitas Saat Tangani Masalah Kritis

BPK Utamakan Transparansi dan Akuntabilitas Saat Tangani Masalah Kritis
Istimewa

MONITORDAY.COM - Transparansi dan akuntabilitas adalah dua komponen utama dalam tata kelola yang tidak boleh dikompromikan selama krisis.

Ketua Badan Pemeriksa Keuangan (BPK), Agung Firman Sampurna menegaskan seluruh pemangku kepentingan harus menanamkan nilai tata kelola yang baik. 

Hal tersebut yaitu mengutamakan transparansi dan akuntabilitas saat menangani masalah kritisnya.

“BPK menyadari kondisi tersebut dan oleh karena itu sedang melakukan audit komprehensif berbasis risiko,” kata Agung itu dalam Webinar Internasional Ensuring Transparency and Accountability in Covid-19 Pandemic: a Multi-Stakeholder Approach/Perspective yang dipantau redaksi di Jakarta, Senin (11/1/2021).

Lebih lanjut, Agung mengatakan sebagai instrumen penting dan strategis dalam rangka memitigasi risiko tinggi yang timbul dalam situasi darurat, pihaknya melakukan audit komprehensif.

Terkait audit komprehensif, kata Agung, dilakukan untuk seluruh elemen keuangan negara yang merupakan respons pemerintah pusat dan daerah dalam menghadapi dampak pandemi COVID-19.

“Kami menggabungkan tujuan dari tiga jenis audit yaitu audit keuangan, kinerja, dan kepatuhan,” ungkapnya.

Selain itu, Agung pun mengatakan dalam melaksanakan tugas audit keuangan tahunan wajib pada semester I-2020 pihaknya juga melakukan kajian terhadap kebijakan keuangan negara dan stabilitas sistem keuangan dalam menangani pandemi COVID-19.

Sedangkan hal tersebut dilakukan untuk memberikan wawasan kepada pemerintah, DPR, dan pemangku kepentingan lainnya masalah, tantangan strategis, berbagai jenis risiko dan mitigasinya.

Adapun jenis risiko tersebut meliputi risiko strategis, risiko operasional, risiko integritas dan penipuan, risiko kepatuhan, dan risiko keuangan.

“Paruh kedua 2020 BPK mulai melakukan pemeriksaan. Beberapa laporan audit sudah dikeluarkan dan beberapa akan datang bulan ini. Kami berharap dapat menerbitkan laporan audit nasional awal tahun ini,” jelasnya.

Menurut Agung, audit tersebut bertujuan sebagai transparansi dan akuntabilitas serta mempromosikan nilai inklusivitas yang menekankan bahwa BPK membutuhkan peran dari multi-pemangku kepentingan.

“Kami yakin tidak ada yang dapat menyelesaikan masalah ini sendirian. Pendekatan multi-pemangku kepentingan mengundang kontribusi, koordinasi, dan kerja adalah jalan terbaik ke depan,” tukasnya.