Bersinergi dengan Orthcare Indonesia, Lazismu Serahkan Kaki Palsu

Bersinergi dengan Orthcare Indonesia, Lazismu Serahkan Kaki Palsu
Bersama dengan PT. Orthcare Indonesia, lazismu menyerahkan bantuan kaki palsu secara simbolis kepada para disabilitas. (Foto: Lazismu)

MONITORDAY.COM - Pandemi yang berimbas pada krisis kesehatan dan ekonomi telah membawa nilai destructif yang luar biasa.

Untuk itu, Lembaga Amal Zakat Muhammadiyah (Lazismu),  sebagai lembaga zakat tingkat nasional yang berkhidmat dalam pemberdayaan masyarakat melalui pendayagunaan dana zakat, infaq dan kedermawanan secara produktif hadir membantu sesama di masa sulit ini.

Bersama dengan PT. Orthcare Indonesia, lazismu menyerahkan bantuan kaki palsu secara simbolis kepada para disabilitas, jum'at (24/9/202).

Hadir dalam penyerahan kaki palsu itu, Nazhori Author selaku Manager Program Kemanusiaan dan Lingkungan Lazismu serta Adi Rosadi selaku PR Manager Lazismu. Sementara itu dari PT. Orthocare Indonesia hadir Ardi Gunadi selaku Supervisor Manager. 

Prosesi penyerahan berlangsung di kantor PT. Orthocare Indonesia, Pantai Indah Kapuk, Jakarta Utara.

Manager Program Kemanusiaan dan Lingkungan Lazismu, Nazhori Author mengatakan penyaluran bantuan bagi masyarakat penyandang disabilitasi sangat membantu di masa sulit ini.

Sambung Nazhori, kali ini, dipersiapkan sedikitnya 20 unit kaki palsu dan 10 unit kursi roda kepada masyarakat penyandang disabilitas di lingkungan kantor pusat AirNav Indonesia.

 ”Tidak hanya kaki palsu dan kursi roda, kami juga memberikan sejumlah peralatan kerja. Jadi, agar saudara-saudara kita ini tetap dapat produktif meski dengan keterbatasan,” kata Nazhori.melalui keterangan tertulisnya yang diterima monitorday.com, MInggu (26/9/2021).

Kesempatan yang sama disampaikan oleh Adi Rosadi selaku PR Manager Lazismu bahwa semangat Nasib untuk bangkit dari keterpurukan harus dibantu.

" Kita harus membuat Pak Nasib lebih yakin bisa hidup produktif, terlebih ketika ditanya apa yang ingin dilakukan Pak Nasib. Sangat sederhana jawaban Pak Nasib, harapannya setelah bisa bisa berjalan, Ia bisa mencari nafkah kembali," tandas Adi.

Lalu Supervisor Manager PT. Orthocare Indonesia, Ardi Gunadin juga angkat bicara soal ini. Ardi pun menjelaskan bahwa pihaknya akan terus mendampingi Nasib. 

"Bapak Nasib akan kami dampingi sampai betul-betul merasa nyaman menggunakan kaki palsu. Saat fitting pertama kali, disinilah informasi untuk kenyamanan dapat dideteksi untuk mamastikan bahwa proses treatment berjalan dengan baik," ungkap Ardi.

"Kami berharap kolaborasi ini tidak berhenti sampai di penyerahan, jika diperlukan ada pantauan bagaimana selama beberapa bulan ke depan"  tutur Ardi.

Orthocare Indonesia sendiri, kata Ardi, berupaya memberikan yang terbaik. Tidak semua penyandang disabilitas mampu membeli alat bantu untuk berjalan.

Ia pun menyampaikan rasa terima kasihnya kepada Lazismu.

 "Maka kami menggandeng Lazismu untuk memberikan solusi kepada penerima manfaat, meski kami memfasilitasi untuk pembuatan kaki palsu. Terima kasih sekali lagi kepada Lazismu, ternyata program seperti ini dapat sukses bersama Lazismu. Kami mengajak semua pihak untuk membantu penyandang disabilitas agar kembali produktif dan mandiri dalam menafkahi keluarganya," ucap Ardi.

Sementara itu, Penerima bantuan bernama Nasib (54) yang berasal dari Cimuncang, Kecamatan Serang, Kota Serang, Banten tak dapat menyembunyikan raut wajah bahagianya untuk memilili kaki palsu tersebut. 

Bagi Nasib, ini yang kedua kalinya, Dia datang ke Jakarta untuk latihan berjalan. Roman mukanya bahagia, karena kaki palsu yang diimpikannya terpasang di kaki kanannya. 

Nasib yang didampingi anaknya, Siti Juleha, mengatakan bahwa ia sangat berbahagia. Nasib ingin sekali bisa berjalan dan dapat beraktivitas seperti biasa. 

"Saya ingin segera bisa narik angkot, tak lupa saya ucapkan terima kasih kepada Lazismu dan PT. Orthocare Indonesia," harap Nasib.

Melalui alat bantu untuk berjalan (walker), Nasib berlatih untuk bisa berdiri. "Karena masih belum terbiasa," kata Nasib, "jadi masih terasa nyeri."

Hal senada juga diungkapkan oleh Juleha bahwa pada proses assesment awal September lalu, Ayahnya semula bekerja sebagai supir truk tengki bahan bakar. Setelah itu berhenti menjadi supir truk dan mengalami sakit diabet.

 "Berdasarkan kajian medis," sambung Juleha, "bapak harus diamputasi." Juleha kemudian menambahkan, "Dan bapak sendiri juga sempat menjadi supir angkot selama dua tahun." papar Juleha.

Juleh mengaku bahagia, spirit hidup Ayahnya yang ingin bangkit inilah yang harus didukung, apalagi Lazismu sendiri sebagai lembaga amil zakat dalam programnya mengeidentifikasi penyandang disabilitas sebagai pemerima manfaat yang layak untuk mendapat perhatian.

"Terima kasih juga kami sampaikan kepada donatur yang telah menyampaikan amanahnya melalui Lazismu untuk bisa disalurkan secara tepat sasaran," pungkas Zuleha.