Bersama Enam Universitas di Yogyakarta, Kemendes PDTT Dorong Percepatan Pembangunan Desa
Saya ingin agar regulasi yang akan digulirkan Kementerian Desa yang bersentuhan dengan desa, benar-benar memiliki kearifan lokal.

MONITORDAY. COM - Kementerian Desa Pembangunan Daerah Tertinggal dan Transmigrasi (Kemendes PDTT) menjalin kerjasama dengan enam universitas di Yogyakarta untuk mendukung percepatan pembangunan desa, daerah tertinggal, dan kawasan transmigrasi.
Adapun, kerjasama itu ditandai dengan penandatanganan nota kesepahaman (MoU) oleh Menteri Desa PDTT Abdul Halim Iskandar bersama perwakilan enam universitas yakni Universitas Negeri Yogyakarta (UNY), Universitas Gadjah Mada, Universitas Sarjanawiyata Tamansiswa Yogyakarta, Universitas Pembangunan Nasional Veteran Yogyakarta, Universitas Nahdlatul Ulama Yogyakarta dan Institut Teknologi Yogyakarta.
"Saya ingin agar regulasi yang akan digulirkan Kementerian Desa yang bersentuhan dengan desa, benar-benar memiliki kearifan lokal," kata Abdul Halim Iskandar di Auditorium UNY, Sabtu (27/06/2020).
Dalam nota kesepahaman ini Kemendes PDTT dengan enam kampus bersepakat melakukan kerja sama dalam upaya pelaksanaan pendidikan, penelitian, dan pengabdian kepada masyarakat serta penataan dan pengembangan kebijakan serta program pemberdayaan masyarakat.
Terkait adanya program 'Kampus Merdeka Project Desa', Abdul Halim ingin mengintensifkan sinergitas antara Kemendes PDTT dengan perguruan tinggi yang posisinya menjadi sangat strategis.
"Karena harus mempertemukan dua kepentingan yaitu bagaimana desa memiliki kemandirian dengan suplemen dana desa, namun di sisi lain sumber daya yang ada di desa masih sangat bervariasi," ujarnya.
Sedangkan, ia sekarang sedang mempersiapkan Peraturan Menteri Desa Skala Prioritas Penggunaan Dana Desa 2021 yang dapat mengakomodasi dua kepentingan tersebut.
Menurut Abdul Halim, peran perguruan tinggi yang diharapkan khususnya melalui kegiatan kemahasiswaan seperti KKN Tematik dan turun langsungnya para ahli atau pakar ke desa, dimana para dosen langsung memberikan pendampingan ke desa.
Sementara itu, Rektor UNY Prof Sutrisna Wibawa menyebutkan ada dua kegiatan sekaligus yakni dalam rangka program Kampus Merdeka dan realisasi kerja sama antara Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan dengan Kementerian Desa PDTT serta dengan universitas yang melaksanakan perpanjangan nota kesepahaman.
"Kampus merdeka untuk desa adalah realisasi dari kerja sama yang telah kami sampaikan sekaligus instruksi dari Menteri Pendidikan dan Kebudayaan tentang kurikulum merdeka belajar," jelas Sutrisna Wibawa.
Melalui program Kampus Merdeka, menurut Sutrisna, mahasiswa memiliki kesempatan tiga semester untuk belajar di luar kampus, di antaranya di desa.