Beroperasi di Medan, Peresmian Kapal Isoter PELNI di Saksikan Dua Menteri

Beroperasi di Medan, Peresmian Kapal Isoter PELNI di Saksikan Dua Menteri
Direktur Utama PT PELNI Insan Purwarisya L. Tobing mengenakan rompi (Foto: Humas PT PELNI)

MONITORDAY.COM - Melanjutkan kesuksesan di Makassar, kapal isolasi apung dari PT Pelayaran Nasional Indonesia atau PT PELNI (Persero) kini hadir di Kota Medan, Sumatera Utara. 
Peresmian KM Bukit Raya dilakukan langsung oleh Walikota Medan di Pelabuhan Belawan, Medan, Sabtu (21/8). 

Selain diresmikan oleh Walikota Medan Bobby Nasution, hadir pula Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi dan Menteri BUMN Erick Thohir. Dari pihak PT PELNI dihadiri langsung oleh Direktur Utama PT PELNI Insan Purwarisya L Tobing, Direktur Usaha Angkutan Penumpang PT PELNI O.M. Sodikin dan Direktur Armada dan Teknik PT PELNI Robert MP Sinaga. 

Direktur Utama PT PELNI Insan Purwarisya L. Tobing menyampaikan bahwa dalam peresmian tersebut Menteri Perhubungan RI dan Menteri BUMN RI meninjau secara langsung kesiapan KM Bukit Raya sebagai isolasi terpusat di Medan. 

“Selama 30 hari ke depan, KM Bukit Raya akan dikhususkan menjadi Isoter. Di sisi kami, PELNI akan memastikan fasilitas di atas kapal selalu siap dan layak digunakan, sementara dari sisi Pemkot akan menyiapkan segala kebutuhan logistik seperti pasokan makanan dan obat-obatan bagi pasien isoter,” tutur Insan kepada monitorday,com, Rabu (25/8/2021). 

KM Bukit Raya adalah kapal PELNI ketiga yang dioperasikan sebagai isolasi terpusat setelah sebelumnya KM Tatamailau telah secara resmi dioperasikan di Kota Bitung pada Jumat (20/8). “Kapal PELNI sebagai tempat isolasi mandiri pasien Covid-19 merupakan bagian dari peran kami untuk membantu Pemerintah bagi penanganan Covid-19,” jelas Insan. 

Insan juga menjelaskan bahwa penggunaan kapal PELNI untuk Isoter merupakan amanah dari Pemerintah kepada PELNI, dalam hal ini kolaborasi antara Pemerintah Pusat dan Pemerintah Daerah.

 “Penggunaan kapal PELNI sebagai isoter harapannya adalah program ini dapat berhasil dalam menekan penularan Covid-19 di Kota Medan dan kota-kota lainnya,” terang Insan. 

Untuk keperluan menjadi Isoter, kapasitas KM Bukit Raya disesuaikan menjadi 450 bed bagi pasien dengan mempertimbangkan protokol kesehatan yang memberi jarak antar bed. Hasil yang sama juga diberlakukan di kapal lainnya, antara lain 873 bed di KM Tidar, 448 bed di KM Tatamailau, 449 bed di KM Sirimau dan 419 bed di KM Lawit.

 "Di setiap kapal isoter PELNI juga disiapkan sekitar 10 bed untuk perawat yang didatangkan oleh pemerintah daerah/kota masing-masing,” jelas Insan. 

Sebagai lokasi isolasi apung terpusat, kapal PELNI telah dilengkapi dengan fasilitas umum berupa kamera pengawas (CCTV) di 32 titik, TV publik, area jogging yang tersedia di deck 6, top deck untuk area olahraga dan berjemur, mushola, serta poliklinik. 

"Dengan beroperasinya kapal PELNI ini, diharapkan dapat membantu pemda dalam penanganan kasus Covid-19 diwilayahnya secara optimal," tambah Insan.

Selain KM Bukit Raya, KM Tidar yang menjadi kapal isolasi terpusat berikutnya juga telah siap digunakan oleh Pasien Covid-19 di Jayapura, pada Sabtu (21/9). 

Peresmian dilaksanakan di Jayapura secara langsung dan dihadiri oleh Walikota Jayapura Dr. Benhur Tomi Mano, MM, Wakil Walikota Jayapura Ir. H. Rustan Saru, MM beserta jajaran dan dihadiri secara virtual oleh Sekretaris Jenderal Direktorat Perhubungan Laut Arif Toha Tjahjagama, Direktur Lalu Lintas dan Angkutan Laut Capt. Mugen Suprihatin Sartoto dan Direktur Utama PT PELNI Insan Purwarisya L. Tobing. 

“Hari ini resmi dua kapal PELNI dioperasikan sebagai kapal isolasi terpusat. Menyusul berikutnya adalah KM Sirimau di Sorong yang dijadwalkan pada pekan depan dan KM Lawit di Lampung yang masih dalam proses persiapan,” pungkas Insan. 

PELNI sebagai Perusahaan Badan Usaha Milik Negara yang bergerak pada bidang transportasi laut hingga saat ini telah mengoperasikan sebanyak 26 kapal penumpang dan menyinggahi 76 pelabuhan serta melayani 1.058 ruas. 

Selain angkutan penumpang, PELNI juga melayani 45 trayek kapal perintis yang menjadi sarana aksesibilitas bagi mobilitas penduduk di daerah 3TP di mana kapal perintis menyinggahi 285 pelabuhan dengan 3.811 ruas. 

PELNI juga mengoperasikan sebanyak 16 kapal Rede. Sedangkan pada pelayanan bisnis logistik, kini PELNI mengoperasikan 9 trayek tol laut serta 1 trayek khusus untuk angkutan ternak.