Belajar dari Rumah : Perlu Kesabaran dan Kreativitas
Pembelajaran di rumah bukanlah hal baru. Selama ini ada pekerjaan rumah dan tugas lainnya. Juga ada pembelajaran jarak jauh yang digunakan oleh beberapa lembaga pendidikan. Setidaknya dalam blended-learning atau gabungan antara belajar daring dan luring.

MONDAYREVIEW.COM – Pembelajaran di rumah bukanlah hal baru. Selama ini ada pekerjaan rumah dan tugas lainnya. Juga ada pembelajaran jarak jauh yang digunakan oleh beberapa lembaga pendidikan. Setidaknya dalam blended-learning atau gabungan antara belajar daring dan luring.
Dalam Diskusi daring Kopi Pahit bertema Pandemi dan Belajar dari Rumah Dilema dan Solusi yang diselenggarakan pada Minggu, 24 Mei 2020 oleh Monday Media Group para narasumber menyampaikan ulasan-ulasan yang menarik dan mencerahkan.
Diskusi ini menghadirkan Dekan Fakultas Psikologi UIN Sunan Gunung Djati Agus Abdul Rahman, Pegiat Literasi Sandrina Malakiano, Pendiri Backpacker Teaching Dirgantara Wicaksono, dan Praktisi Pendidikan DIla Charisma.
Banyak gagasan menarik dan penting untuk ditindaklanjuti. Dari diskusi tersebut dapat digarisbawahi beberapa hal antara lain :
#1. Ada masalah serius ketika wabah melanda dan murid harus belajar dari rumah. Banyak keluarga yang mengalami kesulitan ekonomi hingga mempengaruhi suasana di rumah menjadi tidak kondusif dalam belajar. Disamping masalah akses dan penguasaan teknologi, kapasitas dan kompetensi guru dalam e-learning, peran orang-tua, materi pembelajaran dan sebagainya.
#2. Kurangnya rekreasi dan pelepasan ketegangan emosi juga mempengaruhi kondisi psikologis pembelajar. Dengan berbagai pembatasan yang diberlakukan membuat para murid tidak bisa jalan-jalan atau bersosialisasi dengan teman-temannya. Sehingga memunculkan ketegangan dan kejenuhan yang akhirnya menghambat proses pembelajaran. Konsentrasi belajar pun jauh menurun.
#3. Aspek sosio-kultural dalam kehidupan normal di sekolah tidak bisa dipindahkan ke rumah. Banyak siswa yang menemukan dunianya di sekolah. Tidak sekedar belajar di kelas. Interaksinya dengan guru dan teman sekolah memberi jalan keluar bagi permasalahan yang dihadapinya di rumah atau lingkungan tempat tinggalnya.
#4. Pembelajaran daring perlu dirancang untuk menumbuhkan aspek metakognitif. Metakognitif adalah kemampuan untuk mengontrol ranah atau aspek kognitif. Dikutip dari laman. Wikipedia taksonomi meta kognitif adalah mengingat, memahami, menerapkan, menganalisis, mengevaluasi, dan mencipta (creating) sesuatu sesuai dengan kemampuan siswa. Sehingga kemandirian, bakat, juga kompetensinya berkembang. Ada karya nyata yang bisa dihasilkan di ujung proses pembelajaran.
#5. Belajar dari rumah saat pandemi mengungkap fakta bahwa orang tua harus tetap bertanggung jawab atas pendidikan anaknya. Betapa sulitnya menjadi guru. Dibutuhkan kesabaran yang tinggi. Orang tua juga akan semakin menghargai betapa pentingnya peran guru. Selama ini peran orang tua dalam pendidikan anak seringkali terabaikan. Keluarga adalah madrasah atau sekolah utama bagi anak-anak kita. Setiap orang tua sesungguhnya adalah guru dan role model bagi anak-anaknya.
#6. Muncul kreativitas untuk menyiasati keadaan. Misalnya para guru yang semakin kreatif dalam menyusun rencana pembelajaran daring. Untuk mencapai target pembelajaran sesuai kurikulum tentu lebih sulit dibanding dengan pembelajaran konvensional selama ini. Salah satu tantangannya adalah bagaimana capaian tujuan pembelajaran sikap dan perilaku dapat dipenuhi dengan model belajar daring. Banyak orang tua atau keluarga yang tak mampu mengajarkan sikap dan perilaku yang baik kepada anak-anaknya.