Begini Cara Perusahaan Agar Bertahan Hidup dan Bersaing di Masa Mendatang

Begini Cara Perusahaan Agar Bertahan Hidup dan Bersaing di Masa Mendatang
Ilustrasi/ Net.

MONITORDAY.COM - Pandemi Covid-19 yang telah melanda Indonesia sejak awal tahun 2020, masyarakat dituntut agar menjaga kesehatan, bahkan dalam berkomunikasi harus pemanfaatan teknologi. Mengingat, diharuskan menjaga jarak dan mengurangi mobilitas. 

Hal ini juga belaku bagi perusahaan supaya bertahan hidup dan bersaing di masa saat ini maupun mendatang. 

Transformasi digital merupakan kuncinya. Apalagi, saat ini memanfatkan teknologi menjadi sebuah keniscayaan untuk dijalankan korporasi. Di masa pandemi, sistem kerja jarak jauh mulai diberlakukan. Di sisi lain, produktivitas dan daya saing tetap dijaga. 

Dalam laporan terbaru yang dirilis oleh layanan manajemen konten HootSuite, dan agensi pemasaran media sosial We Are Social dalam laporan bertajuk "Digital 2021" menyebutkan, pengguna internet di Indonesia pada awal 2021 ini mencapai 202,6 juta jiwa. 

Angka ini meningkat 15,5 persen atau 27 juta jiwa bila dibandingkan pada Januari 2020 lalu. 

Saat ini, jumlah penduduk Indonesia sendiri mencapai 274,9 juta jiwa. Jadi, penetrasi internet di Indonesia pada awal 2021 mencapai 73,7 persen.


Kemudian, hasil survei HR Path menunjukkan hampir semua perusahaan menerapkan pegawai masuk kantor hanya 2-3 hari dalam sepekan, hal ini bukan karena pandemi, namun karena merasa sudah tidak harus ke kantor. Skema ini dianggap akan terus meningkat, bagian dari kenormalan baru. 

Dalam survei HR Path juga menyebutkan perusahaan juga mengimplementasikan platform digital dan resource planning sebagai respons terhadap budaya kerja jarak jauh. 

Kini, tak sedikit permintaan akan solusi Human Resourcers Information System (HRIS) dengan banyaknya tender dibandingkan sebelum pandemi. 

"Pandemi mendorong SME matang lebih cepat dan membuat mereka sadar pentingnya transformasi digital bagi bisnis mereka. HR Path sebagai pemimpin pasar di kelas enterprise memfasilitasi perusahaan MSE untuk tumbuh dan berkembang dengan pengalaman dan keahlian yang dimiikinya," kata Regional Manager dan Direktur HR Path Indonesia, Andi Wibisono beberapa waktu lalu.
HR Path menargetkan pertumbuhan dua kali lipat dalam tiga tahun ke depan. Dalam mencapainya, tidak hanya kepada enterprise, namun juga perusahaan Small Medium Enterprise (SME) atau perusahaan kecil menengah yang memiliki pasar lebih besar. 

Perusahaan yang berkantor di Prancis ini melakukan pendekatan konsultasi yang didukung dengan solusi SAP SuccessFactors sebagai software-as-a-service (SaaS). Platform cloud SAP SuccessFactors itu dapat diakses dari mana saja, kapan saja, tanpa tergantung orang IT yang harus me-maintainance. 

Perusahaan yang mengadopsi solusi ini pula bisa menerapkan karyawannya kerja di mana saja, sebab work form home bikin time zone berbeda-beda, tidak memungkinkan lagi orang kerja dengan single zone. Secara organisasi ini menjadi lean, tidak hirarki, dan metrik. 

Dalam hal ini, SAP SuccessFactors memiliki strategi modul dengan fungsi masing-masing, seperti Recruiting sebagai pendukung dalam rekrutmen, Onboarding 2.0 penunjang kesiapan calon karyawan, Learning untuk bantuan pembelajaran product knowledge. 

Selanjutnya, Performance dan Goals sebagai pendukung dalam mengetahui KPI karyawan dan tugas-tugas mereka, Compensation untuk mendukung dalam perhitungan benefit tambahan, Succession sebagai menentukan posisi yang tepat dalam sebuah organisasi. 

Selain itu, Development sebagai pendukung dalam merencanakan jenjang karir ke depannya, Employee Central untuk pendukung Core HR, Employee Central Payroll sebagai pendukung dalam proses penggajian. Modul yang digunakan bisa berasal dari rekomendasi oleh konsultan HR Path atau berdasarkan permintaan perusahaan. 

HR Path punya pengalaman dan jaringan tersebar tidak hanya di Asia Pasifik, namun sudah menjangkau Amerika dan Eropa.