Baru Dibentuk Oktober 2020, Investasi yang Diperoleh IFG Capai 70 Persen

MONITORDAY.COM - Holding BUMN perasuransian dan penjaminan, Indonesia Financial Group (IFG) baru saja diresmikan Kementerian BUMN pada Oktober 2020 lalu.
Direktur Utama IFG, Robertus BiIlitea mengklaim manajemen perseroan menjadi lembaga keuangan non perbankan terbesar di Indonesia. Adapun sesudah holding itu dibentuk nilai investasinya yang diperoleh mencapai 70%.
"Investasi umum kami berada di angka 70%, jadi nomor satu. Kalau Bahana kami nomor 2 di dana kelola," kata Robertus dalam diskusi bertajuk 'Kerennya Produk BUMN Holding Jasa Asuransi dan Penjaminan' dipantau redaksi dari Jakarta, Jumat (5/2/2021).
Diketahui, IFG membawahi 9 anggota holding di antaranya, PT Asuransi Kredit Indonesia (Askrindo), PT Jaminan Kredit Indonesia (Jamkrindo), PT Jasa Raharja, dan PT Asuransi Jasa Indonesia (Jasindo), PT Bahana Sekuritas, PT Bahana TCW Investment Management, PT Bahana Artha Ventura, PT Grahaniaga Tata Utama dan PT Bahana Kapital Investa.
Terkait proses konsolidasi yang dilakukan pada 2020 lalu, ujar Robertus, perseroan tesebut mampu memperoleh nilai aset sejumlah Rp72,5 triliun.
"Setelah konsolidasi dengan adanya inbreng saham pemerintah yang berasa dari Jasa Raharja, Jamkrindo, Jasindo, dan Askrindo maka total aset menjadi Rp 72,5 triliun,” tuturnya.
Berdasarkan total ekuitas, Robertus menyebutkan saat ini mencapai Rp 36,7 triliun dari semula ekuitas BPUI hanya mencapai Rp 1,3 triliun. Lalu, total pendapatan holding pun menjadi Rp 4,2 triliun, dari semula hanya sebesar Rp 127 miliar.
"Jadi perusahaan-perusahaan asuransi lain di Indonesia kalah, untuk di asuransi umum kita nomor satu, nanti di asuransi jiwa dengan kita mendirikan IFG life punya posisi sekitar nomor lima," tukasnya.