Bansos Dipotong Rp 50.000 Di Depok, Polisi Lakukan Penyelidikan

MONITORDAY.COM - Warga Kota Depok dihebohkan dengan kabar pemotongan bantuan sosial (bansos) oleh Kuseri Ketua RW 05 Kelurahan Beji, Kecamatan Beji.
Kuseri mengatakan potongan bantuan sosial tunai (BST) itu untuk biaya perbaikan mobil ambulans yang digunakan untuk operasional warga masyarakat.
"Mengenai pemotongan bansos sebesar Rp 50 ribu itu sudah kesepakatan antara ketua RW, ketua RT dan pengurus posko siaga, karena kita punya mobil ambulans yang operasionalnya sangat padat," kata Kuseri di Depok, Rabu 28 Juli 2021.
Ambulans tersebut mengalami kerusakan yang cukup parah dan harus turun mesin sehingga membutuhkan anggaran perbaikan yang cukup banyak. "Maka kita sepakat untuk momen yang tepat ini kita gunakan untuk memperbaiki," kata Kuseri.
Selain untuk mobil ambulans, uang potongan bansos tunai digunakan untuk program kain kafan gratis bagi masyarakat.
"Kita di lingkungan RW 05 punya program kain kafan gratis, jadi mungkin beberapa warga tidak tahu itu dari mana dananya kain kafan gratis, jadi terobosan kami seperti itu," kata Kuseri.
Kuseri mengatakan pengurus RT dan RW tidak memotong bansos, melainkan meminta bantuan donasi untuk perbaikan mobil ambulans dan kain kafan.
Kasat Reskrim Polres Metro Depok, AKBP Yogen Heroes Baruno mengatakan, saat ini, Polres Metro Depok sedang mengumpulkan keterangan sejumlah saksi terkait dugaan pemotongan BST tersebut.
"Jadi sudah kita panggil beberapa warga dan Ketua RW, nanti kita akan gelar kasus ini, masih on progres," ujar Yogen, Kamis (29/7/2021).
Yogen mengungkapkan, Polres Metro Depok akan mendalami kasus tersebut dari hasil keterangan pemeriksaan sejumlah saksi. Polres Metro Depok terus berusaha menyelidikinya dan akan membuka kasus tersebut apabila ditemukan perkembangan terbaru.
"Masih dalam lidik nanti pasti kita infokan perkembangannya," ucap Yogen.
Sementara itu, Kepala Kantor Pos Kota Depok, Cecep Priadi Usman mengatakan, penyaluran BST melalui petugas kantor Pos Indonesia di Kota Depok, diberikan kepada Keluarga Penerima Manfaat (KPM) dari pintu ke pintu. Hal itu dilakukan untuk memastikan warga katagori KPM menerima BST secara langsung dan tidak ada pemotongan.
"Kita sudah kroscek ke koordinator lapangan bahwa diserahkan dari pintu ke pintu," terang Cecep.