Bamsoet, The Next JK

Sejatinya menjadi pemimpin itu, harus memiliki kepekaan terhadap berbagai permasalahan yang terjadi di masyarakat.

Bamsoet, The Next JK
Ketua DPR, Bambang Soesatyo/Net

KENDATI telah banyak alasan disampaikan terkait ketidakmungkinan JK menjadi pendamping Jokowi, namun tetap saja Jusuf Kalla terus dielu-elukan. Kalau pun tidak JK sendiri, maka sosok seperti JK lah yang kiranya pantas mendampingi Jokowi dalam Pilpres 2019 mendatang.

Salah satu nama yang dinilai pantas menjadi pengganti JK adalah Ketua DPR Bambang Soesatyo. Kenapa, karena sosok Bamsoet (sapaan akrabnya) disebut memiliki kriteria yang mendekati sosok JK. Kalau JK dikenal sosok yang piawai mendamaikan konflik di berbagai daerah, Bamsoet juga dinilai piawai mendamaikan konflik di DPR.

Penyelamat DPR

Sejak menjabat Ketua DPR, Bambang Soesatyo terus menunjukkan gebrakan pembaruan di parlemen, khususnya menyangkut respons lembaga itu terhadap berbagai masalah publik.

Dari sisi internal, Bamsoet beserta Pimpinan DPR lainnya melakukan penguatan barisan dengan memantapkan komunikasi antara Pimpinan DPR dengan seluruh fraksi yang ada. Bila di era sebelumnya pertemuan antara pimpinan dewan dengan fraksi hanya diwadahi Badan Musyawarah (Bamus), tapi di era saat ini Pimpinan DPR membuatnya jadi pertemuan mingguan. Forum tersebut menjadi wadah untuk membahas isu teraktual baik ringan maupun berat.

Gebrakan ini pun tak hanya jadi sekadar wacana, namun langsung direalisasikan. Terobosan baru untuk memperbaiki kinerja dan citra lembaga legislatif di sisa jabatan 2018-2019, telah memutuskan untuk menggelar rapat terbatas lintas fraksi setiap pekan.

Tindak lanjutnya, Ketua DPR pun langsung melakukan pertemuan dengan para pimpinan fraksi di DPR, Jum’at (19/1/2018). Beberapa isu terkini seperti revisi UU MD3 dan Asean Games menjadi bahasan awal. Dalam ajang silaturahim ini, dari Fraksi PAN dihadiri oleh Teguh Juwarno dan Sekretaris Fraksi PAN yaitu Yandri Susanto. Kemudian, Ketua Fraksi PKS Jazuli Juwaini. Selanjutnya, Fraksi PDI Perjuangan hadir Utut Adianto. Selain itu, Fraksi Partai Hanura ada Nurdin Tampubolon. Kemudian, Fraksi Partai NasDem hadir Ahmad Sahroni dan Fraksi Partai Golkar ada Agun Gunandjar Sudarsa, Misbakhun serta Ketua Fraksi PPP Reni Marlinawati.

Sementara dari sisi eksternal, Pimpinan DPR rajin memantau isu-isu yang dirasakan publik, khususnya melalui media massa. Setiap pagi, Bambang cs memang meminta kepada stafnya agar mereka diberikan isu-isu yang sedang dibahas oleh komisi-komisi di DPR plus yang berkembang di publik.

Isu soal kekurangan dana oleh Indonesia Asian Games Committee (Inasgoc) misalnya, ini mesti direspon secara cepat. Apalagi perlu diketahui, bahwa dana sebesar Rp1,79 triliu untuk Asian Games dari APBN belum mencukupi.

Selaku Ketua DPR, Bamsoet memberikan respon cepatnya, dengan meminta Kementrian Keuangan segera mengkaji pengajuan tambahan dana sebesar Rp1,1 triliun. Sementara di sisi lain, Pimpinan DPR juga akan meminta Komisi X DPR bersama pemerintah untuk terus melakukan pengawasan terhadap penyelenggaraan Asian Games.

Respon cepat serta akselerasi semua itu menjadi sangat penting dilakukan, karena Asean Games dalam tujuh bulan mendatang akan dilaksanakan. Baik DPR, pemerintah dan masyarakat Indonesia tentu saja tidak mau ada komitmen yang berubah dari pihak manapun dalam kesiapan sarana dan prasarana Asian games.

The Next JK

Selalu ada harapan dari sesuatu yang baru, termasuk dari pimpinan DPR. Seperti yang disampaikan Wakil Presiden Jusuf Kalla misalnya, ia menaruh harapan tinggi kepada Pimpinan DPR yang baru ini, Kalla berharap Bamsoet bisa menggenjot proses legislasi (perencanaan undang-undang) di DPR. “Menjadikan DPR betul-betul produktif. katakanlah dalam hal UU, jangan hanya setahun mengesahkan enam undang-undang. Naiklah,” ujar Kalla.

Kalla mengatakan dia tak hanya berharap Bamsoet bisa menggenjot pengesahan undang-undang, tetapi juga mengefisienkan anggaran. Pada tahun 2017, DPR memiliki anggaran Rp4,3 triliun dan meminta Rp5,7 triliun untuk 2018 yang sebagian diantaranya untuk pembangunan gedung baru.

“Efisienkan anggaran, jadikan DPR juga produktif sehingga DPR itu betul-betul jadi badan legislative yang baik,” ujar Jusuf Kalla menyampaikan harapannya kepada pimpinan DPR yang baru.

Harapan lain seperti disampaikan Komisi Pemberantasan Korupsi, yang mengharapkan adanya sinergi dan fokus terkait upaya-upaya pemberantasan korupsi pasca terpilihnya Bambang Soesatyo sebagai Ketua DPR RI yang baru. Selain itu, KPK juga berharap tidak ada lagi upaya melemahkan lembaga rasuah tersebut.

Juru bicara KPK, Febridiansyah, mengatakan, bahwa lembaganya  memiliki program-progaram pencegahan di sektor politik. "Mulai yang masuk pada partai politik sendiri soal pendanaan partai politik, soal kode etik, dan tentang kaderisasi di partai politik termasuk juga di DPR tentu juga ada upaya-upaya pencegahan yang dilakukan bersama," ujarnya.

Febri pun juga mengharapkan tidak adanya upaya-upaya pelemahan KPK dengan adanya Panitia Khusus Hak Angket terkait Tugas dan Kewenangan KPK di DPR RI. "Kami tunggu saja terkait hak angket tersebut. Tentu saja harapannya upaya-upaya pelemahan terhadap KPK itu tidak terjadi. Yang paling penting sebenarnya korupsi atau pelaku korupsi itu kan musuh bersama, musuh bagi tidak hanya untuk KPK tetapi juga bagi institusi di DPR dan masyarakat secara umum," katanya.

Mengembalikan citra DPR memang bukan perkara mudah, karena itu ini menjadi semacam ujian pertama bagi Bamsoet. Bila berhasil, ia pun diyakini tak hanya harapan baru bagi DPR dan Partai Golkar, melainkan juga bagi rakyat Indonesia.

Seperti halnya JK, Bamsoet adalah alumni HMI. Baik JK maupun Bamsoet juga memiliki kedekatan dengan ormas-ormas besar seperti NU dan Muhammadiyah. Bamsoet baru-baru ini bahkan telah diangat sebagai warga kehormatan Muhammadiyah.

Secara materi, Bamsoet juga tak kalah dari JK. Rekam jejak bisnis dan usahanya telah membuat Bamsoet juga disamakan dengan JK dari sisi kecermatan dan kecepatan dalam mengambil keputusan. Bamsoet tak pernah terburu-buru dalam mengambil keputusan, ia sosok yang bisa bersabar terhadap sesuatu.

Dari soal resolusi konflik, meski Bamsoet belum seperti JK, namun paling tidak ia cukup berhasil merukunkan kalangan DPR. Keterpilihannya sebagai Ketua DPR, tak lain karena kemampuannya dalam melakukan komunikasi yang baik dengan semua pihak di DPR. Bamsoet dinilai cukup bisa diterima partai-partai lain selain Golkar di DPR.

Dengan semua yang melekat tersebut, tak berlebihanlah kiranya jika Bamseot disebut ‘The Next JK’. Seperti pernah dikatakan dalam bukunya ‘Presiden dalam Pusaran Sengkuni’ sejatinya menjadi pemimpin itu, harus memiliki kepekaan terhadap berbagai permasalahan yang terjadi di masyarakat. Karena hal ini menyangkut efektivitas dari kekuasaan yang dimilikinya.

Semoga saja, Bamsoet konsisten dengan apa yang dikatakannya kala menghadiri acara bedah buku ‘Ahmad Syafii Maarif sebagai Seorang Jurnalis’, bahwa dirinya menimba ilmu dan kearifan dari Buya Syafii Maarif. “Insyaallah saya akan tetap berada di garis politik kebajikan,” katanya. [ ]