Asian Games: Pertandingan Jokowi vs Anies Baswedan?
Asian Games menjadi moment yang sangat strategis untuk dijadikan ajang kampanye.

PELAKSANAAN Asian Games tinggal menghitung hari. Indonesia sebagai tuan rumah benar-benar berjibaku agar acara akbar olah raga se-Asia itu bisa berjalan sukses. Minimal ada dua kesuksesan yang ingin diraih; sukses dalam penyelenggaraannya dan sukses sebagai juara umum. Sukses dalam penyelenggaraan tentulah harga mati bagi Indonesia. Sebab jika penyelenggaraan Asian Games tidak sukses tentu akan mencoreng muka Bangsa Indonesia di hadapan puluhan bangsa se Asia yang akan ikut hadir dan menjadi peserta Asian Games.
Sementara untuk sukses menjadi juara umum Asian Games, meskipun bukan harga mati tetapi menjadi impian dan dambaan bagi seluruh Bangsa Indonesia. Hal ini wajar karena menjadi tuan rumah membuat Indonesia punya kesempatan lebih besar untuk bisa memenangi pertandingan dan perlombaan dalam setiap cabang olah raga. Apalagi, sebagai tuan rumah Indonesia punya kesempatan untuk menentukan olah raga apa saja yang akan dimainkan. Jadi wajar kalau Indonesia punya peluang untuk menjadi juara umum.
Tapi untuk mensukseskan pelaksanaan Asian Games maupun menjadi juara umum Asian Games bukanlah hal yang mudah. Ada dua kendala besar yang saat ini menghantui pelaksanaan Asian Games. Pertama, tekanan ekonomi akibat menguatnya nilai tukar dollar dan naiknya harga minyak dunia belakangan setidaknya menjadikan anggaran penyelenggaraan Asian Games akan membengkak. Pemerintah tentu menghadapi dilema apakah akan berusaha menambah dana Asian Games agar semua rencana terpenuhi dengan resiko akan menjadi beban ekonomi setelahnya dan membebani APBN, atau akan menghemat anggaran sehingga Asian Games berjalan secara minimalis yang berisiko kepada kurang suksesnya Asian Games. Brazil menjadi contoh buruk ketika pemerintahnya berusaha memaksakan agar Olimpiade 2016 dapat berjalan sukses tetapi akhirnya justru menjadi pemicu krisis keuangan dan juga krisis politik, dimana Presiden Dilma Rousseff harus dimakzulkan.
Kendala kedua, hingga saat ini wajah Ibukota Jakarta masih dalam kondisi yang kurang nyaman untuk dilihat dan dinikmati. Pembangunan berbagai infrastruktur yang 'memporak-porandakan' beberapa kawasan strategis seperti kawasan Sudirman-Thamrin dan Kuningan menjadi persoalan tersendiri bagi penyelenggaraan Asian Games. Sementara infrastruktur seperti MRT dan LRT yang diharapkan bisa membantu kelancaran transportasi ternyata justru belum bisa dioperasionalkan. Idealnya, selain datang untuk mengikuti dan menyaksikan pertandingan dan perlombaan Asian Games, para tamu dari berbagai negara juga bisa memanfaatkan kesempatan untuk berwisata di kota-kota tempat berlangsungnya Asian Games. Tentu transportasi yang nyaman dan terkoneksi akan sangat membantu dan memudahkan mereka.
Semoga dua kendala besar yang akan menghantui pelaksanaan Asian Games bisa diatasi. Dalam hal ini koordinasi dan kekompakan penyelenggara Asian Games sangat dibutuhkan. Kerjasama yang baik dan kesadaran untuk saling support antar semua pihak sangat diperlukan. Sebaliknya, saling telikung, saling klaim dan saling menyalahkan semoga tidak terjadi. Tapi kemungkinan itu bisa saja terjadi mengingat saat ini pertarungan politik menjelang Pilpres 2019 sudah sangat terasa. Semua moment menjadi ajang saling klaim dan saling kecam.
Asian Games menjadi moment yang sangat strategis untuk dijadikan ajang kampanye. Jika Asian Games sukses maka sangat besar kemungkinan akan menjadi peluang untuk diklaim para pendukung Jokowi sebagai prestasi yang membanggakan. Sementara pemerintah DKI Jakarta yang dipimpin Anies Baswedan (yang dianggap mewakili oposisi Jokowi) sebagai pusat penyelenggaraan Asian Games kemungkinan juga akan ikut mengklaim atas kesuksesan Asian Games. Sebaliknya jika ada kekurangan atau ketidak suksesan dalam penyelenggaraan Asian Games, maka tidak menutup kemungkinan akan muncul hujatan dan saling menyalahkan. Saya khawatir jika kontestasi antara Jokowi sebagai petahana dan Anies sebagai simbol oposisi sepertinya akan menjadi salah satu pertandingan baru di luar Asian Games yang bakal ramai jadi tontonan. Jika hal ini sampai terjadi maka saya khawatir bukan kesuksesan yang akan kita peroleh tetapi justru kegagalan akan terbuka di depan mata. Saya berharap semoga semua pihak bisa menahan diri dari saling klaim maupun saling menyalahkan. Dan itu sebaiknya dimulai dari kedua tokoh besar Jokowi dan Anies Baswedan. Semoga.
*Penulis adalah Ketua Umum PP Pemuda Muhammadiyah 2006-2010