AS Bela Israel, Turki: Bantai Warga Sipil Palestina, Jelas Itu Kejahatan bukan Bela Diri

AS Bela Israel, Turki:  Bantai Warga Sipil  Palestina, Jelas Itu Kejahatan bukan Bela Diri
Direktur Komunikasi Kepresidenan Turki, Fahrettin Altun (Foto: Istimewa)

MONITORDAY.COM - Turki geram dengan pernyataan Presiden Amerika Serikat (AS) bahwa Israel melakukan serangan terhadap Gaza adalah bentuk pembelaan diri. 

Direktur Komunikasi Kepresidenan Turki, Fahrettin Altun mempertanyakan ujaran Presiden Biden yang sangat tidak rasional. Ia pun tidak habis pikir, seraya berkata "sejak kapan aksi pembantaian warga sipil dinilai sebagai bentuk pembelaan diri".

"Membantai warga sipil. Memaksa warga Palestina meninggalkan rumah mereka dan menduduki tanah mereka. Menyerang masjid. Membunuh anak-anak yang tidak bersalah. Sejak kapan semua kekejaman itu dianggap sebagai pembelaan diri?" kata Altun.

"Apakah AS tidak bereaksi terhadap pembantaian dan aksi teroris ini?" tanya Altun di akun Twitternya, seperti dilansir Anadolu Agency pada Kamis (13/5/2021).

Ketegangan meningkat di lingkungan Sheikh Jarrah di Yerusalem Timur sejak pekan lalu, ketika pengadilan Israel memerintahkan penggusuran keluarga Palestina, yang kemudian ditunda.

Warga Palestina menunjukan solidaritas dengan penduduk Sheikh Jarrah dengan melakukan aksi demonstrasi, yang mendapat respon keras pasukan Israel.

Hamas kemudian merespon dengan melancarkan serangan rudal terhadap Israel. Tel Aviv kemudian membalas, dengan melancarkan serangan membabi buta terhadap Gaza yang menyebabkan puluhan orang tewas dan ratusan lainnya luka-luka.

Israel menduduki Yerusalem Timur selama perang Arab-Israel tahun 1967 dan mencaplok seluruh kota pada tahun 1980, sebuah tindakan yang tidak pernah diakui oleh komunitas internasional.

 Altun kembali memberikan kriitikan kerasnya bahwa AS sebaiknya tidak perlu bicara lantang soal demokrasi, HAM dan nilai-nilai kemanusiaan yang menjadi platform negeri paman sam. 

" Jangan bohongi dunia dengan jualan demokrasi yang sebenarnya tidak demokratis sama sekali," ungkap Altun.