ARJ Nilai Demonstran di Sekitar DPR Tak Murni Mahasiswa

Penanggung Jawab Aliansi Relawan Jokowi (ARJ) Haidar Alwi menilai aksi di depan gedung DPR tak semuanya mahasiswa. Menurutnya, aksi tersebut ditunggangi dan dimanfaatkan oleh kaum radikal dan intoleran yang ingin mengacaukan negara Indonesia, tujuannya berupaya menggagalkan pelantikan presiden dan wakil presiden yang sah pada (20/10).

ARJ Nilai Demonstran di Sekitar DPR Tak Murni Mahasiswa
Sejumlah mahasiswa dari berbagai kampus menggelar demonstrasi di Gedung DPR, Jakarta, Selasa (24/09).

MONITORDAY.COM - Penanggung Jawab Aliansi Relawan Jokowi (ARJ) Haidar Alwi menilai aksi di depan gedung DPR tak semuanya mahasiswa. Menurutnya, aksi tersebut ditunggangi dan dimanfaatkan oleh kaum radikal dan intoleran yang ingin mengacaukan negara Indonesia, tujuannya berupaya menggagalkan pelantikan presiden dan wakil presiden yang sah pada (20/10) mendatang.

"Itu yang demo mahasiswa atau yang menamakan diri mahasiswa. Ada mahasiswa yang semester 120. Mahasiswa umurnya mau 70 tahub. Ada smseter 140. Gak jelas," kata Haidar di Acacia, Jakarta, Selasa (24/09).

Namun, Haidar memastikan adanya oknum yang berupaya menjatuhkan Presiden dan Wakil Presiden terpilih. Ia mendorong masyarakat untuk menjaga dari oknum-oknum tersebut.

"Mereka ingin menjadikan Indonesia seperti di Afghanistan, di Suriah, Mesir dan negara-negara lain. Mereka ingin menggulingkan pemerintahan yang sah. Karena itu, ayo kita jaga Indonesia dari pihak-pihak kaum radikal ini," tuturnya.

Haidar menuturkan insiden yang terjadi pada 21-22 Mei lalu, pada insiden tersebut kelompok radikal bersenjata di kawasan Cengkareng.

"Indonesia negara terbuka 21 dan 22 Mei senjata bisa masuk ke Cengkareng, senjata yang bisa mematikan. Ada ribuan senjata dan itu yang dipakai nembak di Petamburan dari kelompok radikal dan intoleran. Saya pastikan itu bukan dari Polisi dan TNI," jelasnya.

Menurutnya, posisi negara Indonesia akan terus diganggu sampai pelantikan Presiden (20/10). Upaya ini tak akan berhenti sampai pak Jokowi dilantik.