Akibat Adanya Larangan Berwisata, Pengelola Wisata Setigi Alami Kerugian Ratusan Juta

Akibat Adanya Larangan Berwisata, Pengelola Wisata Setigi Alami Kerugian Ratusan Juta
Selama tutup di Lebaran Ketupat, yakni pada 19 hingga 20 Mei 2021 Wisata Selo Tirto Giri (Setigi) mengalami kerugian sekitar Rp200 juta

MONITORDAY.COM - Abdul Halim selaku pengelola wisata sekaligus menjabat sebagai Kepala Desa Sekapuk Gresik mendata selama tutup di Lebaran Ketupat, yakni pada 19 hingga 20 Mei 2021 Wisata Selo Tirto Giri (Setigi) mengalami kerugian sekitar Rp200 juta.

"Hal ini memang ada potensi yang hilang sekitar Rp200 juta lebih selama kami tutup dua hari ini pada Lebaran Ketupat," ujar Halim, Jumat (21/5).

Halim mengatakan, meski rugi namun upaya penutupan dilakukan untuk mendukung pemerintah, agar tidak muncul klaster baru penyebaran COVID-19 di tempat wisata.

"Dari pada timbul klaster baru, kami mendukung pemerintah yang mengimbau untuk menutup tempat wisata ini selama dua hari, meski dua hari kemarin adalah masa ‘panen’ bagi pengelola tempat wisata," tutur dia.

Ia mengatakan, selama libur dua hari ini, seluruh karyawan Setigi melakukan kerja bakti pembersihan dan sterilisasi pada lokasi wisata tersebut.

"Kami mengerahkan seluruh karyawan untuk bersih-bersih, selain itu para karyawan ini juga memberikan sosialisasi kepada pengunjung yang terlanjur datang. Para pengunjung juga banyak yang kecewa, namun setelah diberi pengertian mereka maklum," ucapnya.

Halim mengaku akan menyiapkan Agrowisata baru yang akan dinamakan Kebun Wisata Pak Inggih, dengan menghadirkan Kapal kargo di salah satu sudut lokasinya, dan dinamakan ‘Bukan Kapal Nuh’ (BKN).

"Kami juga merencanakan penginapan yang akan dibangun di BKN ini sehingga akan lebih eksklusif. Selama ini banyak pengunjung Setigi yang kesulitan mendapat penginapan di sekitar sini. Kami mohon dukungannya," katanya.

Sementara itu, kerugian penutupan lokasi wisata pada Lebaran Ketupat juga terjadi di Edu Wisata Lontar Sewu Desa Hendrosari, Menganti.

Menanggapi hal itu, Kapolres Gresik AKBP Arief Fitrianto mendukung upaya penutupan lokasi wisata untuk mencegah klaster baru COVID-19, dan akan terus mengawasi penerapan protokol kesehatan.

Arief mengimbau, agar pengelola tempat wisata tetap mematuhi dan melaksanakan protokol kesehatan yang telah ditetapkan pemerintah.

"Lakukan pembatasan terhadap pengunjung dan perhatikan jam operasional, jangan melewati batas waktu yang telah ditetapkan," imbuhnya.