Ajak Kolaborasi, BPJS Kesehatan Ungkap Peluang dan Tantangan Pelaksanaan Jaminan Sosial

MONITORDAY.COM - Badan Penyelenggara Jaminan Sosial (BPJS) Kesehatan membuka kesempatan kepada semua pihak untuk berkolaborasi dalam rangka melakukan perbaikan dalam mekanisme pelaksanaan jaminan Sosial di Indonesia.
Direktur SDM dan Umum BPJS Kesehatan Andi Afdal mengatakan, kolaborasi tersebut utamanya akan dilakukan bersama insan akademik karena mereka dapat memberikan inspirasi dan masukan positif.
"Kenapa Insan akademik, karena mereka bisa memberikan kita perspektif yang sangat banyak dalam konteks tentu saja perbaikan-perbaikan ke depan," kata Andi, dalam webinar bertajuk bertajuk "Peluang dan Tantangan Jaminan Sosial" pada Jumat (27/8/2021).
Andi Afdal mengungkapkan, terdapat beberapa peluang dan tantangan terkait pelaksanaan jaminan sosial di BPJS Kesehatan.
Dari sisi peluang, antara lain adanya kerjasama fasilitas kesehatan untuk memastikan ketersediaan akses dan kesinambungan pelayanan kesehatan program JKN-KIS.
"Ini menjadi peluang bagi kampus-kampus yang mempunyai fasilitas kesehatan yang telah memenuhi syarat untuk dapat berkolabotasi," kata Andi.
Kemudian, bagi insan akademik, terdapat pula potensi pengembangan riset dan penelitian untuk program JKN-KIS.
"Kita juga punya Open journal System, kemudian Corporate University yang saat ini telah bekerjasama dengan Unuversitas Indonesia dan Gajah Mada. tapi menarik apabila nanti kita jajaki kerjasama dengan universitas di Muhammadiyah," jelas Andi.
Lebih lanjut, ada juga program magang bagi mahasiswa tingkat akhir. Setelah magang, ada kesempatan untuk dapat bekerja di BPJS kesehatan.
"Biasanya banyak itu kesempatan mengabdi untuk negeri ini melalui Duta BPJS kesehatan. Kita akan sangat terbuka untuk siapa pun sepanjang memang memenuhi kriteria, kita akan mencari orang-orang terbaik dan punya keinginan," ungkap Andi.
Sementara itu, dari sisi tantangan, saat ini peserta terus mengharapkan peningkatan. Kemudian diperlukan peningkatan mutu dan layanan di BPJS Kesehatan, serta dukungan dari stakeholder terkait.
Tantangan lain, menurut Andi, perlunya perubahan kebijakan regulasi yang mengatur pelaksanaan jaminan sosial, kemudian banyak peningkatan jumlah pekerja informal, serta beberapa tantangan lain.
"Masih banyak yang menjadi tantangan kita ke depan, misalnya ada perubahan pola penyakit dan pola pengobatan pasca pandemi Covid-19, serta terkait menyesuaian tarif pelayanan kesehatan program JKN-KIS," jelas Andi.