Agenda Penting Benahi Rantai Pasok Pangan
Masalah rantai pasok pangan menjadi salah satu agenda penting yang harus ditangani Pemerintah di masa wabah dan pemberlakuan Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB). Anjloknya harga ayam di tingkat peternak menjadi salah satu contoh rentannya rantai pasok setelah pemberlakuan kebijakan pembatasan. Demikian salah satu bahasan penting yang disampaikan Pakar Pangan sekaligus Rektor Institut Pertanian Bogor (IPB) Arif Satria dalam Diskusi Ketahanan Pangan Tengah pandemi Covid-19 yang dilakukan secara virtual oleh Monday Media Group pada Minggu (19/4/2020).

MONITORDAY.COM- Masalah rantai pasok pangan menjadi salah satu agenda penting yang harus ditangani Pemerintah di masa wabah dan pemberlakuan Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB). Anjloknya harga ayam di tingkat peternak menjadi salah satu contoh rentannya rantai pasok setelah pemberlakuan kebijakan pembatasan. Demikian salah satu bahasan penting yang disampaikan Pakar Pangan sekaligus Rektor Institut Pertanian Bogor (IPB) Arif Satria dalam Diskusi Ketahanan Pangan Tengah pandemi Covid-19 yang dilakukan secara virtual oleh Monday Media Group pada Minggu (19/4/2020).
Berdasarkan riset tim MMG terhadap tugas pokok dan fungsi Kementerian maka Kementerian Perdagangan yang bertanggung jawab dalam stabilisasi harga, rantai pasok dan distribusi barang. Namun dalam situasi wabah semacam ini setiap Kementerian harus mampu mengambil peran agar persoalan rantai pasok barang terutama komoditas pangan, obat-obatan, dan alat kesehatan tidak terhambat.
Koordinasi lintas sektoral sangat diperlukan. Pengangkutan pangan berupa telur ayam menggunakan kereta api menjadi salah satu upaya yang dilakukan Pemerintah. Telur-telur dari Koperasi Petani Telur di Blitar didistribusikan melalui kerja sama antara KAI dan PT Food Station Tjipinang Jaya yang dijembatani oleh Kemenko Perekonomian dan Pemprov DKI Jakarta.
Pengangkutan telur memerlukan penanganan khusus. Pada 9 April 2020 telah dilakukan uji coba angkutan telur perdana menggunakan kereta bagasi. Sebanyak 4.620 kg telur ayam atau 75.600 butir telur ayam diberangkatkan dari Stasiun Blitar dan tiba pada 10 April di Stasiun Cipinang. Jika dirasa efisien maka pada tahap berikutnya diproyeksikan bisa 20 ton telur sekali angkut menggunakan moda transportasi ini
Industri perunggasan di Indonesia telah menjadi sebuah industri agribisnis yang memiliki komponen rantai pasok lengkap dari sektor hulu sampai ke hilir. Kurangnya informasi tentang harga di sepanjang rantai perdagangan ayam broiler menimbulkan perbedaan harga jual ayam yang signifikan antara harga di ditingkat peternak dan di retail akhir atau konsumen.
Data dari sebuah penelitian terkait rantai pasok ayam potong dapat dijadikan referensi bagi pengambil kebijakan dalam melakukan intervensi agar harga ayam di tingkat peternak tidak jatuh. Diperlukan suatu pemetaan rantai pasok untuk mengetahui aliran produk, aliran keuangan dan aliran informasi yang membentuk harga pasar.
Penelitian berjudul Analisis Rantai Pasok dan Distribusi Ayam Pedaging oleh Ratna Purwaningasih dkk. menggambarkan bahwa sistem rantai pasok agribisnis ayam terdiri dari 5 bagian subsistem yang didalamnya terdapat beberapa pelaku mata rantai yang saling berkerja sama.
Di dalam pendistribusian ayam, keuntungan nominal rupiah paling besar diterima oleh lapak atau biasa disebut sebagai pedagang akhir dipasaran dengan nominal Rp 1.000 hingga Rp 2.000 perkilogram karkas ayam.
Jumlah keseluruhan berat ayam yang dijual oleh pedagang tidak sebanyak jumlah ayam yang jual oleh broker ataupun bakul. Dalam satu kali pembelian ayam dari kandang bakul dapat mengumpulkan 3-15 ton ayam hidup perhari dengan keuntunagn Rp200,- per kilogram ayam hidup.