Abi Rekso: Maksud Presiden Keberpihakan pada Produk Dalam Negeri

Abi Rekso: Maksud Presiden Keberpihakan pada Produk Dalam Negeri
Presiden RI Joko Widodo/net

MONITORDAY.COM - Presiden Joko Widodo (Jokowi) dalam sebuah pidatonya mengajak untuk benci produk asing. Pernyataan tersebut lantas menjadi perbincangan publik. Termasuk pihak-pihak oposisi yang cenderung sinis pada semua kebijakan Presiden, memanfaatkan momentum ini untuk kembali menghardik Presiden.

Pro dan kontra dari pernyataan Presiden juga membangun sebuah debat yang bersifat semantik dari kata benci tersebut. Sekalipun Menteri Perdagangan telah memohon maaf atas masukan kepada Presiden, dan hardikan pun tetap tetap berlangsung.

Menanggapi hal itu, Abi Rekso Panggalih, seorang penulis dan penggiat media sosial menyatakan, kata benci yang dilontarkan Presiden harus dimaknai secara semantik. Dirinya mengartikan bahwa kata benci itu bukan berarti anti terhadap produk asing. Melainkan mengajak untuk berpihak pada produk lokal dan UMKM Indonesia. 

“Pesan Presiden itu sangat dalam. Saya menafsikan itu pesan kepada para elit pemerintahan. Agar menjadi contoh kepada anak buah. Karena masih banyak para pejabat yang menggunakan produk mewah buatan luar negri. Inti maksudnya adalah itu," ujarnya, dalam keterangan tertulis, Jumat (5/3/2021). 

Abi juga menjelaskan, benci itu bukan berarti anti terhadap produk asing. Tetapi kesadaran kita harus mulai mencintai produk dalam negri, dan membatasi menggandrungi produk asing luar negri. 

“Sekarang sudah banyak sekali produk fashion, utilitas dan gaya hidup yang berbasis lokal. Bukan saja akan meningkatkan industri kreatif dan UMKM, namun memperluas aktualisasi anak-anak muda untuk mewujudkan imajinasinya” jelas Abi Rekso. 

Jadi, Abi menekankan tidak perlu dikontraskan pernyataan Presiden terkait “benci produk asing”, itu hanya cara lain untuk membangun kesadaran mencintai produk dalam negri sekaligus satir terhadap lingkungan elit pemerintahan. 

"Kita terus mendorong semangat Presiden untuk bisa menyentuh lapisan masyarakat luas," demikian kata Abi Rekso.