5 Tips Supaya Kendaraan Lolos Uji Emisi

5 Tips Supaya Kendaraan Lolos Uji Emisi
Ilustrasi/ Foto: Istimewa.

MONITORDAY.COM - Pemerintah Provinsi (Pemprov) DKI Jakarta meluncurkan Peraturan Gubernur (Pergub) DKI Jakarta No 66 Tahun 2020 Tentang Uji Emisi Gas Buang Kendaraan Bermotor.

Dalam ketentuan tersebut, kendaraan dengan usia di atas tiga tahun atau lebih, diharuskan melaksanakan uji emisi gas buang.

Apabila tidak melakukan atau tidak lulus uji emisi, maka akan dikenakan disinsentif biaya parkir tertinggi, hingga penilangan oleh petugas.

Lalu, bagaimana cara supaya lolos uji emisi dan terhindar dari denda tilang Rp 500.000. Berikut lima tipsnya:

1. Ketahui Ambang Batas

Berdasarkan Peraturan Menteri No 05 Tahun 2006 tentang Ambang Batas Emisi Gas Buang Kendaraan Bermotor Lama untuk mobil mesin bensin produksi di atas 2007, ambang batas emisi gas buang di Indonesia berpatokan pada parameter karbon monoksida (CO) 1,5 persen Vol dan hidrokarbon (HC) 200 ppm Vol.

2. Pastikan Saluran Bersih

Kalian harus memastikan saluran masuk bahan bakar dan filter udara dalam keadaan bersih, sebab akan berpengaruh pada angka HC.

Apalagi komponen yang kotor dapat menghambat aliran udara masuk ke ruang mesin dimana angka HC bisa semakin tinggi karena pasokan udara yang kurang saat proses pembakaran.

3. Perhatikan Koil dan Busi

Perhatikan koil dan busi selalu dalam kondisi prima ketika uji emisi sehingga proses pembakaran tidak bermasalah.

4. Rutin Ganti Oli

Mesin mobil wajib bekerja dalam suhu optimal saat uji emisi dengan cara memeriksa sistem pendingin dan pelumas mesin.

Oli yang ikut terbakar akan meningkatkan angka CO, bahkan pula membebani kerja mesin, sehingga emisi gas buangnya sulit dikendalikan.

Adapun sensor oksigen harus dalam kondisi bersih dan tidak rusak mengingat tugasnya sangat krusial untuk menciptakan pembakaran yang sempurna.

Selain itu memperhatikan kondisi catalytic converter di knalpot mobil yang bertugas untuk mengubah emisi gas buang beracun menjadi udara bersih.

5. Mesin Harus Standar

Yang tidak kalah penting adalah biarkan mesin dalam kondisi standar alias tidak dimodifikasi dan gunakan bahan bakar sesuai rekomendasi pabrikan agar pembakaran di dalam ruang mesin bisa berlangsung lebih sempurna.

Pembakaran yang sempurna bisa menekan angka CO karena minimnya endapan karbon di ruang bakar dari sisa pembakaran yang bermasalah.

Dengan terjaganya efisiensi, mesin kendaraan menjadi lebih irit bahan bakar dan terjaga performanya.