5 Kabupaten di Jateng Pilot Project Percepatan Penanggulangan Kemiskinan Ekstrem

5 Kabupaten di Jateng Pilot Project Percepatan Penanggulangan Kemiskinan Ekstrem
Gubernur Jateng, Ganjar Pranowo/ Istimewa.

MONITORDAY.COM - Sebanyak lima kabupaten di Jawa Tengah (Jateng) yang akan menjadi pilot project atau percontohan program nasional percepatan penanggulangan kemiskinan ekstrem dari pemerintah pusat. Adapun program tersebut nantinya harus menyasar sampai ke tingkat desa.

"Wapres memberikan perintah kepada kita untuk dikerucutkan pada lima kabupaten. Itu kita kerucutkan lagi sampai level yang paling rendah yang ada di desa," kata Gubernur Jateng, Ganjar Pranowo setelah mengikuti rapat koordinasi terkait percepatan penanggulangan kemiskinan ekstrem yang dipimpin oleh Wakil Presiden (Wapres), Ma'ruf Amin secara daring, Selasa (28/9/2021).

Berdasarkan ketentuan Pemerintah Pusat, kelima kabupaten yang akan menerima penanggulangan kemiskinan ekstrem di antaranya, Banyumas, Banjarnegara, Brebes, Pemalang, dan Kebumen. 

Ganjar menyebutkan, pihaknya akan melakukan verifikasi dan validasi data sesuai indikator-indikator tertentu.

"Sebenarnya dulu ada 14 indikator. Misal dari aspek perumahan. Saya kira itu akan sangat bisa dilakukan dengan cepat ketika seluruh sektor dikonsolidasikan pada kelompok itu," ungkapnya.

Menurut dia, tugas daerah merupakan menyiapkan data dengan benar kepada Kementerian Sosial (Kemensos).

Kemudian, Ganjar pun telah meminta pemerintah daerah untuk menghitung dan memetakan.

"Setiap nama, alamatnya di mana, kondisi hari ini seperti apa, dan bantuan yang sudah didapat seperti apa," jelasnya.

Nantinya, ujar Ganjar, langkah penanggulangan kemiskinan ekstrem di Jateng ini akan dilakukan selama tiga bulan ke depan. Dari tenggang waktu tersebut, indikator penanggulangan kemiskinan ekstrem yang bisa dijangkau antara lain, program bantuan rumah tidak layak huni (RTLH) lengkap dengan jamban, listrik, dan sumber air.

"Agak sulit kalau kita bicara pendidikan. Kalau mereka masuk skor pendidikan rendah seperti tidak lulus SD, tidak lulus SMP, maka akan masuk kategori rendah. Itu tidak bisa dicapai dalam waktu tiga bulan. Kalau bicara asupan gizi, berapa protein yang dimakan tiap hari, itu dengan bantuan akan bisa diberikan dengan cepat," tuturnya.