12 Anggota DPRD Jateng Terpapar Covid-19, Saat Ini Menjalani Isoman

12 Anggota DPRD Jateng Terpapar Covid-19, Saat Ini Menjalani Isoman
Gedung DPRD Provinsi Jawa Tengah/ Istimewa.

MONITORDAY.COM - Sebanyak 12 anggota DPRD Jawa Tengah (Jateng) terpapar COVID-19. Kini sejumlah legislator itu masih menjalani isolasi mandiri (isoman).

Wakil Ketua DPRD Jateng, Sukirman mengkonfirmasi, saat ini ada 12 anggota yang terpapar virus Corona. Menurutnya, mereka sekarang masih menjalani isoman.

"Anggota yang kena (Corona), silih berganti. Tercatat kemarin 12 ya, ini masa isoman," kata Sukirman saat menghadiri penyerahan bantuan beras di Ponpes API Tegalrejo, Kabupaten Magelang, Rabu (21/7/2021).

Lebih lanjut, ia menyebutkan selama pandemi Covid-19, total anggota DPRD Jateng yang terpapar virus Corona mencapai 25 kasus. Bahkan, ada juga yang sampai meninggal dunia.

"Silih berganti mungkin 25-an (total) ada ya, plus yang meninggal segala itu. Yang meninggal 3, 4, 5-an. Sejak awal (pandemi)," ujar Sukirman.

Selama masa PPKM, lanjut dia, kunker anggota dewan dihentikan semua. Namun untuk pantauan pada pelaksanaan vaksin masih tetap dilakukan di lapangan.

"Dihentikan, semua (kunker). Baru tadi sidang paripurna karena memang agendanya mendesak, tetapi pantauan kepada pelaksanaan vaksin, pelaksanaan bantuan-bantuan seperti ini di lapangan terus," sambung Sukirman.

Adapun sejumlah wilayah di Jateng diketahui masuk PPKM level 3 dan 4. Gubernur Jateng, Ganjar Pranowo meminta para kepala daerah di wilayahnya menerapkan aturan yang sama tanpa memperhatikan level PPKM.

"Sudah ada petunjuknya, sekarang namanya tidak darurat, pakai levelling. Mendagri sudah keluar levelnya mana level 3 dan level 4," kata Ganjar di kantornya, Semarang, Rabu (21/7/2021).

Politikus PDIP itu menyebutkan perbedaan level itu bisa membuat wilayah perbatasan menjadi dilematik. Maka dari itu, dia bakal berkoordinasi dengan bupati dan wali kota di Jateng supaya dapat menerapkan aturan yang sama tanpa melihat level.

"Ini agak dilema karena dilemanya kalau level tinggi lebih ketat. Problemnya kalau daerahnya perbatasan akan problem. Khusus Jateng akan saya bicarakan dengan teman-teman bupati sebaiknya lakukan aturan bersama. Kayak dulu ketika ada kabupaten/kota yang aturannya yang zona merah dan oranye sehingga yang di merah semua ditutup yang oranye tidak, kemudian terjadi perpindahan warga. Justru para bupati/wali kota punya pikiran semua disamakan," tutur Ganjar.

"Maka kita call tinggi aja, semua sama. Kita tahan dulu agar bisa kendalikan gitu," tambahnya.

Orang nomor satu di Jateng itu pun tidak ambil pusing terkait perbedaan levelling dan zonasi penyebaran Covid-19 di Jateng. Ganjar memastikan penanganan Covid-19 harus bersinergi dan disiplin.