‘Jas Merah’, Mendikbud Tinjau Pembangunan Museum PDRI

Dengan ditangkapnya Sukarno dan Hatta, maka PDRI menjaga eksistensi pemerintah Indonesia dimana Sjafruddin Prawiranegara menjadi Presiden PDRI.

‘Jas Merah’, Mendikbud Tinjau Pembangunan Museum PDRI
Mendikbud Muhadjir Effendy saat meninjau pembangunan Museum PDRI (Kemdikbud)

MONDAYREVIEW.COM – Presiden Sukarno berpesan “Jas Merah” – “Jangan Sekali-kali Melupakan Sejarah”. Hal itulah coba diwujudkan oleh pemerintah Indonesia. Dalam hal ini Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan bekerja sama dengan lima kementerian lainnya yakni Kementerian Pertahanan, Kementerian Sosial, Kementerian Pekerjaan Umum, Kementerian Dalam Negeri, dan Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif untuk membangun Museum PDRI.

Seperti diketahui Pemerintah Darurat Republik Indonesia (PDRI) berperan krusial di masanya ketika itu. Dengan ditangkapnya Sukarno dan Hatta, maka PDRI menjaga eksistensi pemerintah Indonesia dimana Sjafruddin Prawiranegara menjadi Presiden PDRI. Dari sisi dalam negeri dan internasional dengan adanya PDRI maka keberlangsungan pemerintahan tetap berjalan.

Museum PDRI dibangun untuk memperingati adanya pemerintahan darurat pada tahun 1948-1949 di Koto Tinggi, Kabupaten 50 Kota, Sumatera Barat. Perjalanan ke Museum PDRI dapat ditempuh dalam waktu satu jam dari Kota Pariwisata Bukittinggi dengan jarak 16 km.

Sebagai bentuk dukungan, Mendikbud Muhadjir Effendy meninjau ulang pembangunan Museum PDRI di Koto Tinggi, Sumatera Barat.

“Ini sudah diperintahkan oleh Presiden untuk melihat proyek yang belum selesai,” ujar Mendikbud Muhadjir Effendy saat di lokasi pembangunan Museum PDRI, Koto Tinggi, Sumatera Barat, Senin (24/4).

Memang pembangunan Museum PDRI di lahan seluas 20 hektar masih terhambat. Seperti dilansir situs Kemdikbud, sejak mulai dibangun tahun 2013 baru terdapat rangka-rangka beton dan atap baja yang terlihat. Sementara tembok-tembok ruangan yang seharusnya menyimpan artefak peninggalan zaman PDRI belum terlihat.

Menurut data Direktorat Pelestarian Cagar Budaya dan Permuseuman (Dit PCBM) Direktorat Jenderal Kebudayaan Kemendikbud mengungkapkan pembangunan museum seluas 20 hektar ini telah menelan anggaran sebesar Rp 52,5 Miliar sampai dengan tahun 2016. Secara total, alokasi anggaran pembangunan sebesar Rp 80 Miliar hingga tahun 2019 sekaligus sebagai target penyelesaian pembangunan.