Wujudkan Koperasi dan UMKM Naik Kelas dengan Sentuhan Blockchain

Kurangnya literasi finansial dan digital menyebabkan rendahnya validitas data yang diberikan UMKM dan koperasi kepada pemberi pinjaman. Perlu ada inovasi, keuangan digital atau bahkan teknologi Blockchain jadi tawaran menarik.

Wujudkan Koperasi dan UMKM Naik Kelas dengan Sentuhan Blockchain

MONITORDAY.COM – Krisis ekonomi kerap berulang. Kondisi tersebut membuat ekonomi dunia, kawasan, atau setidaknya suatu negara limbung. Situasi ekonomi dunia saat ini pun cukup memprihatinkan. Anjloknya harga minyak hingga USD 30, turunnya IHSG di beberapa negara, dan prediksi perlambatan ekonomi dunia pun membayang di tahun 2020 ini.    

Walau demikian, ekonomi tetap akan bergulir. Kebutuhan hidup manusia membutuhkan pasokan dari tempat yang dekat maupun jauh. Terutama kebutuhan pangan dan energi. Pemerintah di berbagai negara menghadapi tantangan untuk menjamin pasokan dan distribusinya.

Di sisi lain daya beli masayarakat harus di jaga dan di sinilah usaha mikro menjadi prioritas dalam pembangunan ekonomi negeri. Ketangguhannya mampu mengembalikan hegemoni ekonomi negeri. Perlu kebijakan-kebijakan yang memihak dan mendorong pelaku usaha mikro agar mampu berkembang.

Di saat krisis makin terasa peran koperasi sebagai sokoguru atau pilar ekonomi nasional. Tanpanya ekonomi bisa runtuh. Keruntuhan yang terjadi di Venezuela menjadi salah satu pelajaran mahal bagi dunia khususnya Indonesia. Koperasi menjadi salah satu kekuatan ekonomi yang dimiliki indonesia, yang mampu mendorong tumbuhnya perekonomian tingkat mikro.

Koperasi mampu menggerakkan usaha mikro sampai tingkat paling bawah. Masyarakat berpenghasilan rendah terutama yang berada di pedesaan memerlukan perannya. Dulu di kenal hanya koperasi unit desa yang dibentuk oleh pemerintah, namun sekarang banyak berdiri koperasi yang memang lahir dari keinginan masyarakat.

Fleksibilitas koperasi menjadi salah satu hal yang diminati oleh masyarakat. Sesuai bidang dan kebutuhan, misalnya koperai petani, koperasi nelayan, koperasi pedagang pasar dan koperasi jasa keuangan.

Tidak semua koperasi aktif. Koperasi yang tidak aktif kebanyakan dirikan karena sekedar keinginan punya koperasi bukan didasarkan kemampuan dan kebutuhan. Idealnya pembentukan sebuah koperasi harus mempunyai fondasi yang kuat, baik secara keanggotaan, kepengurusan, administrasi dan kepercayaan.

Salah satu langkah yang harus dilakukan adalah dengan bimbingan dan pendampingan yang intensif. Dengan semangat untuk menggapai manfaat bersama, koperasi yang terbentuk melalui proses pemberdayaan yang intensif akan menjelma menjadi penggerak ekonomi yang mampu melahirkan basis-basis ekonomi baru.

Basis ekonomi yang terbentuk karena bukan karena monopoli pemilik koperasi yang menimbulkan kesenjangan sosial baru, namun basis ekonomi ‘kerakyatan’ yang benar-benar membantu masyarakat semua lapisan. Selama ini Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) mengalami kesulitan untuk mendapatkan tambahan modal lewat perbankan maupun pemberi pinjaman lainnya untuk melakukan peningkatan skala bisnis.

Hal ini dikarenakan kurangnya literasi finansial dan digital yang menyebabkan rendahnya validitas data yang diberikan UMKM kepada pemberi pinjaman. Untuk itu inovasi diperlukan. Saat ini ada sebuah platform khusus bernama Kendi. Kendi merupakan singkatan dari Keuangan Digital dimana dibentuk agar menjadi solusi untuk masalah tersebut.

Jadi Inovasi Keuangan Digital modern untuk Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) ini merupakan yang pertama kalinya. Di mana menggabungkan sistem Point-of-Sale, P2P Funding, dan teknologi Blockchain. Aplikasi ini menyediakan fasilitas pencatatan transaksi, pelaporan dan analisis keuangan, pendanaan, serta audit bisnis transparan untuk meningkatkan skala bisnis UMKM Indonesia.

Konkretnya, seorang pedagang nantinya bisa mempergunakan aplikasi ini semudah memakai kalkulator biasa untuk mencatat transaksi. Yah semacam sistem kasir tapi fungsionalitasnya mirip dengan seorang office manager karena dimuat dengan financial report juga.

Dari investor mereka dapat melihat kesehatan finansial peminjam langsung berdasarkan data perdagangan. Tidak usah lagi mencoba menebak lewat data-data dari pihak ketiga.

Konkritnya, pengusaha dapat memperlaris usaha mereka lewat laporan dan pijaman yang sesuai dengan kebutuhan mereka, dan investor dapat mengakses peminjam yang lebih bisa dipercaya, dengan cepat dan lancar. Kulminasinya, koperasi dan UMKM pun bisa naik kelas seperti yang saat ini tengah didorong pemerintah.