Wartakan Aksi Demonstrasi, Kedua Jurnalis Belarusia Dibui

MONITORDAY.COM - Malang benar nasib Andreyeva dan Chultsova, kedua awak media di salah satu TV Swasta Belarusia, ditangkap karena meliput aksi unjuk rasa penurunan Presiden Belarusia, Alyaksandr Lukashenka,
Kedua jurnalis cantik ini hendak meliput jalannya aksi pada 15 November tahun lalu, sebagai hari memperingati Raman Bandarenka, seorang pendemo yang menuntut pengunduran diri sang Presiden.
Dikutip dari VOA, Rabu (17/2/2021), Otoritas Belarusia melalui Jaksa Alina Kasyanchyk menilai tindakan kedua jurnalis itu telah membuat gaduh. Andreyeva dan Chultsova pun dituntut bersalah dan harus mendekam dibalik jeruji selama dua tahun.
Kabarnya, kematian Bandarenka karena mendapat pemukulan kejam oleh sekelompok penyerang bertopeng. Belakangan, identitas penyerang diindikasi ada kaitannya dengan aparat berwenang yang sengaja membubarkan masa demonstrasi.
Menyikapi persekusi dua jurnalis, Organisasi Hak Asasi Manusia Belarusia dengan tegas mengatakan Andreyeva yang seorang reporter dan Chultsova adalah Camerawoman telah menjalankan tugas jurnalistik mereka dengan benar.
Kehadiran awak media, kata HAM Belarusia, telah membantu publik mengetahui seperti apa demokrasi yang terjadi di negara itu. Karenanya, penahanan Kedua awak media itu merupakan tahanan politik dan menuntut otoritas setempat agar segera membebaskan mereka dari segala tuduhan.
Lebih lanjut, Aktivis HAM Belarusia juga melaporkan bahwa beberapa pengunjuk rasa lain juga tewas namun sengaja ditutup. Padahal mereka menyampaikan aspirasi sebagai warga negara.
Bahkan, Aktivis HAM JUGA memiliki bukti penyiksaan yang digunakan oleh petugas keamanan terhadap para demonstran. Beberapa dari pengunjuk rasa pun dijebloskan di penjara dengan waktu yang tidak jelas.
Merespon kabar itu, Lukashenka membantah melakukan kesalahan terkait pemilu dan menolak untuk bernegosiasi dengan oposisi untuk mundur dan mengadakan pemilu baru.
Uni Eropa, Amerika Serikat, Kanada, dan negara-negara lain telah menolak untuk mengakui Lukashenka sebagai Presiden sah Belarusia karena ada indikasi pemalsuan suara dan pasca pemilihan.