Wall Street Anjlok Terseret Imbas Harga Minyak Dunia Yang Terperosok

MONITORDAY. COM - Ketiga indeks utama Wall Street anjlok pada Senin (20/04/2020). Harga minyak dunia yang jatuh ditambah pendapatan emiten di kuartal I 2020 yang merosot pengaruh pandemi virus Corona (Covid-19), ikut serta menyokong pelemahan bursa saham AS.
Dilansir dari Reuters, Selasa (21/04/2020), Dow Jones Industrial Average turun 361,83 poin atau 1,49 persen pada 23.880,66, indeks S&P 500 turun 31,91 poin atau 1,11 persen pada 2.842,65, dan Nasdaq Composite turun 45,34 poin atau 0,52 persen pada 8,604.81.
Harga minyak anjlok dari permintaan yang rendah sebagai imbas dari penyebaran Covid-19, sementara produksi masih terus berjalan. Malah ketika ini masih belum ada kejelasan mengenai penyimpanan kelebihan minyak tersebut.
Dikabarkan Oil Price, harga minyak berjangka West Texas Intermediate (WTI) pada Mei anjlok 302,57 persen menjadi minus USD 37,91 per barel, tingkatan terendah sepanjang sejarah. Sementara itu, harga minyak dari Bent turun 9,5 persen menjadi USD 25,41 per barel.
Penurunan tajam harga minyak global membuat indeks daya S&P 500 turun 2,8 persen. Bahkan, ExxonMobil Corp dan Chevron anjlok lebih dari 3 persen dan berada di antara penurunan terbesar pada indeks blue-chip Dow Jones.
Segala indeks di S&P 500 mengalami kontraksi. Tapi penurunan Nasdaq dapat dibendung oleh saham Amazon dan Netflix, paralel dengan permintaan yang masih tinggi untuk streaming online dan pengiriman bahan makanan ke rumah.
Pemodal akan terus mencermati laporan di sektor penerbangan, di antaranya Delta Air Lines Inc dan Southwest Airlines Co yang akan dijalankan pada minggu ini.
Di sisi lain, warga AS ingin pemerintah dapat kembali membuka sektor ekonomi dalam waktu dekat. Namun, Hal tersebut sebagai respons pernyataan Presiden Trump, yang sudah memperhatikan adanya pertanda menurunnya penyebaran Covid-19.
Tetapi agenda tersebut akan diserahkan ke masing-masing pimpinan negara komponen AS. Sementara Walikota Kota New York, Bill de Blasio, mengatakan dibutuhkan waktu berminggu-minggu malahan dalam waktu bulanan untuk kembali membuka kota terpadat di AS itu.
"Pemulihan akan jauh lebih lambat sampai kita memiliki vaksin atau obat yang sangat efektif untuk virus Corona,” kata Andrea Cicione, kepala strategi di TS Lombard di London.