Waligereja Indonesia Sebut Pelantikan Jokowi-Ma'ruf Sebagai Keberhasilan Jaga Nilai Demokrasi
Momen ini menjadi kesempatan bagi kita untuk bersyukur atas keberhasilan bangsa Indonesia dalam menghidupi nilai-nilai demokrasi sehingga pemilihan umum bisa berjalan baik dan melahirkan pemimpin baru.

MONITORDAY.COM - Konferensi Waligereja Indonesia meminta masyarakat agar menyambut pelantikan Presiden dan wakil Presiden Joko Widodo-Ma'ruf Amin yang akan digelar Minggu (20/10) mendatang. Pelantikan ini dinilai sebagai penanda selesainya seluruh proses pesta demokrasi di tahun ini dan menjadi titik awal Presiden dan Wakil Presiden terpilih untuk memulai memimpin Indonesia.
"Momen ini menjadi kesempatan bagi kita untuk bersyukur atas keberhasilan bangsa Indonesia dalam menghidupi nilai-nilai demokrasi sehingga pemilihan umum bisa berjalan baik dan melahirkan pemimpin baru," kata Mgr. Vincentius Sensi Potokota, dalam keterangan tertulisnya, Jumat (18/10).
"Kita juga berdoa semoga Tuhan senantiasa menjuga dan melindungi Presiden dan Wakil Presiden terpilih dalam menjalankan tugas selanjutnya," sambungnya.
Vincentius menambahkan, terkait perkembangan situasi jelang pelantikan, seperti adanya peristiwa tindak kekerasan terhadap Menkopolhukam dan penangkapan terhadap para terduga teroris oleh aparat kepolisian, harus ada langkah-langkah antisipatif supaya tidak terjadi hal-hal yang tidak diinginkan.
"Kita perlu waspada dan melakukan tindakan antisipatif. Kebetulan hari pelantikan Presiden jatuh pada hari Minggu dan pada hari itu kita semua menjalankan ibudah di gereja," ungkap Vincentius.
Ia mengatakan, pihaknya yakin terhadap keamanan yang diberikan oleh aparat menjelang pelantikan presiden, namun menurutnya tetap perlu dilakukan langkah antisipasi dimulai dari pihak internal.
"Kita semua yakin dengan rasa aman yang diberikan oleh aparat. tetapi tidak ada salahnya juga kita secara intern turut menjaga gereja kita," ungkapnya.
"Misalnya memastikan lingkungan gereja dalam kondisi aman dengan mencegah dan/mewaspadai kehadiran orang yang mencurigakan. memaksimalkan satuan pengamanan dan petugas gereja yang lain. koordinasi dengan aparat keamanan setempat. mengupdate nomor-nomor telpon untuk emergency, mengaktifkan CCTV," tutur Vincentius.