Usung Tema Ngatoni Ramadhan, UMC Gelar Kick Off Hut Kab Cirebon Ke-540

MONITORDAY.COM - Universitas Muhammadiyah Cirebon (UMC) menggandeng Pemerintah Daerah (Pemda) Kabupaten Cirebon, Forum Kuwu Kabupaten Cirebon (FKKC) dan Majelis Seni dan Tradisi (MESTI) Cirebon menggelar Kick Off Hari Ulang Tahun (HUT) Kabupaten Cirebon ke-540 yang jatuh pada 2 April 2022.
Kegiatan dengan sejumlah lomba dan kegiatan seni budaya dimulai dari 8 - 27 April 2022 dengan mengusung tema "Ngatoni Ramadhan".
Rektor UMC, Arif Nurudin pun mengawali Kick Off dengan memukul rebana sebagai pertanda bahwa "Ngatoni Ramadhan" siap digelar.
Usai pemukulan rebana, Arif menegaskan bahwa Cirebon dengan segala kearifan lokal yang dimiliki dan sumber daya manusianya menjadikannya sebagai salah satu Kabupaten yang patut untuk dipertimbangkan di kancah Nasional hingga Global.
Menurut Arif, UMC yang secara geografis berada di Kabupaten Cirebon, menjadi rahimnya generasi unggul, berbudaya, islami dan professional.
Dengan adanya event ini, menjadi momen pembuktian bahwa UMC telah melahirkan lulusan terbaik, selain IPTEK serta IMTAQ yang melekat juga mampu menjaga wawasan keberagaman, mengapresiasi keberagaman, serta membangun persatuan kesatuan bangsa melalui keluhuran budaya di Cirebon ini.
"Dengan bismillah saya buka acara Ngatoni Ramadhan dengan memukul rebana ini. Perlu kami sampaikan, ciri lulusan UMC itu di IPTEK serta IMTAQ juga mampu menjaga wawasan keberagaman, mengapresiasi keberagaman, serta membangun persatuan kesatuan bangsa. Seperti itulah lulusan UMC yang kami hasilkan," ucap Arif saat Kick Off Hut Kabupaten Cirebon Ke-540 di Conventional Hall (CH) UMC, Kampus II, Jum'at (8/4/2022).
Ngatoni Ramadhan
Arif juga mengungkapkan makna tema "Ngatoni" yang diusung di Hut Kabupaten Cirebon Ke-540 ini bertepatan dengan bulan suci ramadhan 1443 H. Kata Nga+Katon+I yang berarti menampakkan pesan-pesan moral dan humanisme dalam budaya.
Terlebih jalur penyebaran islam, kata Arif, adalah melalui perangkat budaya. Ajaran Islam yang ditanamkan melalui perangkat budaya ini, mau-tak mau, menyisakan warisan agama lama dan kepercayaan yang ada, yang tumbuh subur di masyarakat pada waktu itu, untuk dilestarikan kemudian dibersihkan dari anasir syirik. Pembersihan anasir syirik ini merupakan satu upaya untuk meneguhkan konsep monoteisme (tauhid) dalam ajaran Islam.
Peran Muhammadiyah
Berbicara mengenai Muhammadiyah dan kebubudayaan, Arif memaparkan bahwa selama ini banyak orang mengira kalau Muhammadiyah anti dengan kebudayaan lokal, sebaliknya justru sangat mengakomodir budaya global. Bisa dipastikan, orang yang beranggapan demikian sudah tentu belum pernah membaca putusan Muhammadiyah.
Sejak tahun 1995, masalah kebudayaan sudah dibahas bahkan mungkin jauh sebelum itu oleh Majelis Tarjih. Pembahasan tersebut terus bergulir pada Tanwir di Bali tahun 2002, di Makassar tahun 2003, di Mataram tahun 2004, dan di Malang tahun 2005 mengenai dakwah kultural. Majelis Tarjih menetapkan bahwa karya seni hukumnya mubah atau boleh.
Dengan catatan tidak mengarah pada, fasad (kerusakan); dharar (bahaya); ‘isyan (kedurhakaan); dan ba’id ‘anillah (terjauhkan dari Allah SwT). Sehingga selama budaya tidak mengandung empat unsur tersebut pada dasarnya diperbolehkan.
Namun, pada banyak kasus budaya lokal yang ada dibeberapa daerah seringkali mencampuradukan nilai-nilai Islam dengan kepercayaan pada animisme dinamisme yang sarat akan kesyirikan dan bertentangan dengan nilai-nilai Tauhid.
Di sinilah peran Muhammadiyah sebagai gerakan Islam yang punya tanggungjawab untuk beramar ma’ruf nahi munkar, memberikan pemahaman dengan cara yang santun dan profesional.
Telisik Sejarah Cirebon
Menelisik ke sejarah, Cirebon menjadi pusat Islamisasi di Jawa. Tempat mencari ilmu agama yang kemudian saat ini dikenal dengan Kota Wali. Cirebon menciptakan perpaduan budaya antara nilai-nilai tradisional dengan modern yang tercermin dalam kehidupan budaya yang berlangsung di Cirebon. Tercatat dalam sejarah, Cirebon merupakan daerah yang dibangun oleh manusia yang berlatarbelakang budaya beragam seperti Sunda, Jawa, bahkan luar Jawa seperti India, China, Persia, Irak, Arab, dan berbagai daerah lainnya. (Ibnu Rusydi, 2014).
Cirebon lahir dari akulturasi budaya. Sehingga menciptakan masyarakat yang memiliki wilayah ‘postmodernis’. Hal ini terlihat dengan adanya sikap dan perilaku masyarakat Cirebon yang terbuka, kreatif, dan memadukan beragam unsur budaya, serta memformulasikannya secara khas. Yang di kemudian hari menjadi kebudayaan Cirebon yang penuh nilai-nilai luhur.
Ragam Event Ngatoni Ramadhan 2022
Terkait dengan itu, UMC bertekad memastikan khaaznah tradisi di tanah wali ini dengan sejumlah kegiatan seperti panggung ngatoni ramadhan, pemutaran film Nyi Murtasiah, festival pelajar memperebutkan piala bergilir Bupati Cirebon dan Rektor UMC, sema'an, tumpengan Nuzulul Quran, pitulikuran, pengajian, pengkajian dan anugerah seni pelajar 2022.
Perlu diketahui, tradisi Cirebon dikenal sebagai kebudayaan tinggi dalam konteks kekinian. Karena pada dasarnya seni tidak hanya menyentuh beberapa aspek kehidupan tetapi lebih dari itu dia mampu memberikan kontribusi yang besar terhadap lingkungan sekitar dan psikologis. Hal ini tentunya tidak terlepas dari peran dan sejauh mana masyarakat mampu mengapresiasi dan menginterpretasikan hasil seni dan budaya yang ada.
Kick Off Hut Kab Cirebon Ke-540 di CH UMC tampak meriah dengan kehadiran sejumlah tokoh seperti Dra. Hj. Eti Herawati (Wakil Wali Kota Cirebon), Ketua FKKC Rochmat, Budayawan yang tergabung dalam kelompok MESTI seperti Sopidi, Dedi Kampleng dan Evi, Aparatur Pemda Kabupaten/Kota Cirebon dan masih banyak tamu undangan yang hari ini ikut memberikan apresiasi setinggi-tingginya terhadap event tersebut.