Upaya Turunkan Kesenjangan Digital di Indonesia

MONITORDAY.COM - Saat teknologi informasi jadi kebutuhan mendasar masyarakat dewasa ini, masih ada wilayah Indonesia sampai dengan saat ini belum terpapar internet. Kesenjangan digital ini disebabkan infrastruktur yang belum merata dan literasi tentang penggunaan internet yang belum memadai.
Data Badan Pusat Statistik (BPS) mengungkapkan, rata-rata penggunaan internet di Indonesia di wilayah perkotaan sebesar 72%, namun pada wilayah pedesaan hanya berkisar 40-48%. Lalu, kesenjangan digital juga dapat dilihat pada kemampuan rumah tangga dalam kepemilikan perangkat teknologi, data menunjukkan bahwa tidak lebih dari 20% rumah tangga di wilayah pedesaan yang memiliki perangkat digital.
Dalam mengatasi hal itu, pemerintah melalui Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kominfo) melakukan beberapa upaya dalam mengatasi kesenjangan digital. Tujuannya tidak lain guna menghubungkan jaringan interkonektivitas antar wilayah di tingkat daerah kabupaten dan kota.
Kominfo dalam hal ini melakukan upaya pemerataan pembangunan infrastruktur teknologi informasi dan komunikasi, salah satunya melalui Program Palapa Ring. Selain itu, ada juga beberapa program yang disiapkan untuk mempercepat digitalisasi daerah.
Direktur Layanan Aplikasi Informatika Pemerintahan Ditjen Aplikasi Informatika, Bambang Dwi Anggono mengungkapkan, Kominfo menargetkan tahun 2023 mendatang 12.548 desa yang saat ini belum terjangkau sinyal 4G, nantinya bisa menikmati sinyal internet 4G.
"Infrastruktur menjadi sangat menarik bahwa sebenarnya kalau kita melihat keterhubungan interkonektivitasnya saat ini, Palapa Ring sudah menghubungkan 100% jaringan telekomunikasi di tingkat kabupaten dan kota," ujar Bambang.
Selain infratruktur, percepatan digitalisasi di Indonesia juga perlu didukung dengan partisipasi masyarakat. Kementerian Kominfo dalam hal telah ini membangun roadmap untuk melakukan digitalisasi di masyarakat atau digital society.
"Hal itu ditujukan untuk mendorong supaya masyarakat bisa menggunakan TIK dengan baik, bijak, handal dan bertanggung jawab," lanjut Bambang.
Selanjutnya, tak kalah pentingnya setelah membangun kesadaran masyarakat, adalah mendorong mereka agar kemudian bisa memanfaatkan teknologi ini di dunia usaha untuk kepentingan pertumbuhan ekonomi, atau disebut dengan digital ekonomi.
"Kemudian yang juga tak kalah penting adalah menjamin bahwa pemerintah sebagai motor penggerak utama dalam hal ini juga bisa mampu mengimbangi pertumbuhan revolusi industri 4.0," demikian kata Bambang.