Trump Sempat Berniat Serang Situs Nuklir Iran

Opsi Trump tersebut ketika melakukan rapat bersama sejumlah pejabat keamanan negara, termasuk Wakil Presiden Mike Pence, Menteri Luar Negeri Mike Pompeo, Pejabat Menteri Pertahanan Christopher Miller, Jenderal Mark Milley, dan ketua dari Kepala Staf Gabungan.

Trump Sempat Berniat Serang Situs Nuklir Iran
Foto/net

MONITORDAY.COM - Salah seorang pejabat Amerika Serika mengungkap bahwa Donald Trump sempat mengajukan opsi untuk menyerang situs nuklir utama milik Iran. Disebutkan bahwa Trump membuat permintaan tersebut ketika melakukan rapat di Kantor Oval pada Kamis (12/11) pekan lalu.

“Namun akhirnya memutuskan untuk tidak jadi mengambil langkah yang tiba-tiba itu,” kata pejabat tersebut, seperti dikutip dari ANTARA, Selasa (17/11).

Diungkapkan bahwa opsi Trump tersebut ketika melakukan rapat bersama sejumlah pejabat keamanan negara, termasuk Wakil Presiden Mike Pence, Menteri Luar Negeri Mike Pompeo, Pejabat Menteri Pertahanan Christopher Miller, Jenderal Mark Milley, dan ketua dari Kepala Staf Gabungan.

“Opsi itu diajukan dalam sisa waktu dua bulan masa jabatan Trump sebelum ia harus menyerahkan kekuasaan kepada Presiden AS Terpilih, Joe Biden, pada 20 Januari 2021,” lanjutnya.

Setelah Trump mengajukan opsi tersebut  para penasihat membujuk Trump agar tidak mengambil keputusan penyerangan karena berisiko menimbulkan konflik yang lebih luas.

"Dia (Presiden Trump) mengajukan opsi. Mereka (para penasihat Trump) memaparkan skenario dan ia akhirnya memutuskan untuk tidak melanjutkan hal itu," ujar pejabat tersebut.

Seperti diketahui, selama empat tahun kepemimpinan, Trump telah mengambil kebijakan yang agresif untuk menentang Iran, keluar dari perjanjian nuklir Iran pada 2018.

Permintaan penyerangan oleh Trump kali ini muncul satu hari setelah Badan Tenaga Atom Internasional (IAEA) mengeluarkan laporan yang menyebut Iran telah selesai memindahkan kucuran pertama dari pembangkit di atas permukaan tanah ke situs pengayaan uranium di bawah tanah, yang merupakan suatu pelanggaran terbaru atas perjanjian nuklir Iran.