Tren Positif Belanja Daring di Masa Pandemi

MONITORDAY.COM - Layanan aplikasi belanja daring atau online shopping di masa pandemi dinilai mencapai tren tren positif yang dapat mendorong pemulihan ekonomi nasional.
Pasalnya, masyarakat dapat memenuhi kebutuhannya melalui daring sehingga tingkat konsumsi masyarakat relatif terjaga.
Terlebih, banyak kalangan ibu rumah tangga atau emak-emak suka belanja online daripada konvensional. Mayoritas dari mereka, mengandalkan platform belanja daring untuk memenuhi kebutuhannya sehari-hari.
Pandemi Covid-19 telah mengakselerasi pertumbuhan industri e-commerce di Indonesia dan meningkatkan konsumsi masyarakat di platform digital.
Momentum pandemi membuat hampir semua pemenuhan kebutuhan pokok dan berbagai kegiatan lainnya dialihkan melalui layanan digital.
Berdasarkan data Similarweb April-Juni 2021, dikutip Jumat (6/8/2021) Tokopedia menjadi platform e-commerce di Indonesia yang paling banyak dikunjungi masyarakat.
Similarweb mencatatkan bahwa setiap bulannya, Tokopedia dikunjungi 139,2 juta kali. Meningkat 12,8 juta dibandingkan data Januari-Maret 2021.
Di sisi lain, Shopee, Bukalapak, Lazada dan Blibli, masing-masing secara berurutan menempati peringkat 2 hingga 5.
Shopee tercatat mengantongi kunjungan bulanan 115 juta kali, turun 2 juta dibandingkan data Januari-Maret 2021. Bukalapak 26,54 juta kali dikunjungi setiap bulannya, turun 4,73 juta dibandingkan data Januari-Maret 2021.
Jumlah pengunjung bulanan Lazada 25,19 juta, turun 3,01 juta dibandingkan data Januari-Maret 2021.
Terakhir ada Blibli dengan 17,44 juta kali dikunjungi setiap bulannya, turun 1,08 juta dibandingkan data Januari-Maret 2021.
Tingginya minat masyarakat mengunjungi dan berbelanja daring tersebut, mendorong peningkatan nilai transaksi e-commerce sepanjang semester I-2021 yakni sebesar 63,4 persen menjadi Rp186,7 triliun.
Bank Indonesia (BI) memperkirakan hingga akhir 2021 transaksi e-commerce dapat meningkat 48,4 persen sepanjang tahun 2021 menjadi Rp395 triliun.
Gubernur BI Perry Warjiyo, belum lama ini mengatakan, peningkatan transaksi ini banyak dilakukan oleh pedagang ritel yang juga merupakan UMKM.
Peningkatan transaksi e-commerce tersebut menjadi cerminan bahwa digitalisasi UMKM sangat penting, apalagi mengingat ekonomi dan keuangan digital di tengah COVID-19 tumbuh sangat cepat.
Selain itu, ia menjelaskan mayoritas e-commerce saat ini sudah banyak yang memakai uang elektronik dalam transaksi pembayarannya.
Adapun untuk transaksi uang elektronik pada paruh pertama tahun ini berhasil tumbuh 41 persen mencapai Rp132 triliun, sehingga keseluruhan tahun diperkirakan mencapai Rp278 triliun.