Topang Swasembada Pangan di Jabar, Kang Emil Lakukan Revolusi Digital

MONITORDAY.COM - Gubernur Jawa Barat, Mochamad Ridwan Kamil atau sering disapa Kang Emil mengungkapkan sejumlah terobosan komoditas pangan dan pertanian di tengah pusaran wabah Covid-19. Setidaknya ada sejumlah program yang akan diimplementasikan melalui pemanfaatan teknologi 4.0 di wilayah yang ia pimpin.
Pemanfaatan teknologi tersebut rencananya akan dimaksimalkan Pemprov guna mendukung Provinsi Jawa Barat menuju Revolusi Digital dan swasembada pangan. Menurut Emil (sapaan akrabnya), fokus untuk mendorong inovasi dalam Pertanian 4.0 di Jabar bisa mempercepat visi-misi UU ketahanan pangan.
“Pertanian dan pangan merupakan salah satu sektor yang bertahan bahkan tetap tumbuh di masa pandemi global Covid-19,” terang Kang Emil, saat menerima kunjungan kerja Badan Legislasi (Baleg) DPR RI sekaligus memberikan paparan implementasi UU Nomor 18 Tahun 2012 tentang Pangan, di Aula Timur Gedung Sate, Kota Bandung, belum lama ini, yang di kutip Monitorday.com dari jabarprov.go.id, Sabtu (30/1/2021).
Memfokuskan Penguatan Ketahanan Pangan
Revolusi digital untuk swasembada pangan di Jawa Barat rencananya akan difokuskan untuk memudahkan masyarakat dalam mengelola ketahanan pangan melalui aplikasi digital. Ke depan juga akan diterapkan untuk segala sektor seperti peternakan, pertanian dan lain sebagainya.
"Pangan ini akhirnya menjadi orientasi kami untuk memastikan Jabar menjadi sebuah provinsi swasembada. Revolusi digital ini kami praktikkan ke seluruh urusan pangan, misalnya memberi makan ternak pakai HP. Di Kabupaten Indramayu, memberi makan lele sudah menggunakan HP melalui aplikasi e-fishery. Dari aplikasi di HP, sensor akan menggerakkan mesin yang mengeluarkan makanan," jelasnya.
Meningkatkan Produktivitas dan Pendapatan Masyarakat
Teknologi tersebut sedianya juga akan mendekatkan keuntungan bagi masyarakat sehingga bisa meningkatkan produktivitas serta peningkatan ekonomi. Ia pun mencontohkan beberapa aplikasi lainnya seperti fish finder di Kabupaten Sukabumi yang memanfaatkan satelit untuk mencari titik lokasi berkumpulnya ikan.
Kemudian di bidang perkebunan juga ada aplikasi Si Perut Laper (Sistem Informasi Peta Peruntukan Lahan Perkebunan) yang menjadi unggulan para petani yang merupakan satu dari delapan inovasi Jabar dalam Innovative Government Award 2020.
"Aplikasi itu canggih, klik koordinat, akan jelaskan (lahan) ini cocoknya untuk ditanam apa. Dengan begitu, produktivitas dan pendapatan naik. Ini best practice yang layak dinasionalkan, terutama bagi petani yang tidak tahu menanam apa," paparnya.
Petani Milenial hingga Sistem Distribusi Pangan
Selanjutnya beberapa program yang bersiap untuk jalan antara lain Talisa (Pusat Digital & Distribusi Desa), Pertanian Infus hingga program Petani Milenial yang bulan depan akan di-launching.
"Bulan depan, kami launching Petani Milenial. Anak-anak milenial diberi pinjaman lahan ribuan meter untuk menanam apa yang kami suruh. Mereka tidak usah pusing menjual ke mana, karena kami yang beli. Kami sudah buat forum off taker-nya," jelasnya.
Upaya tersebut merupakan tindakan serius Jawa Barat untuk mendukung implementasi UU Nomor 18/2012 tentang Pangan, melalui Pusat Komando Ketahanan Pangan, juga sebagai langkah pematangan Rancangan Peraturan Gubernur (Pergub) tentang Rencana Pangan Jabar Tahun 2020-2024.
"Saya sedang persiapan Pergub untuk implementasikan UU Nomor 18 Tahun 2012. (Ruang lingkup terkait) produksi pangan, cadangan pangan, ekspor-impor, kebutuhan konsumsi pangan, distribusi, hingga penganekaragaman pangan," tuturnya.
Mendukung Diversifikasi Pangan
Emil menambahkan, Provinsi Jawa Barat juga mendukung gerakan diversifikasi pangan. Mulai dari kampanye diversifikasi pangan hingga gerakan pangan lokal serta pemetaan kebijakan ketahanan pangan di Jawa Barat melalui mind map tentang emergency (kedaruratan), swasembada, dan zonasi ketahanan.
"Saya simpulkan bahwa visi-misi di UU Nomor 18 Tahun 2012 tentang pangan ini sedang kami terjemahkan. Kelebihannya, kami punya big data," ujarnya.
Terkait penjabaran tersebut, Wakil Ketua Baleg DPR RI, Willy Aditya mengakui terkesan dengan tawaran ketahanan pangan digital di Jawa Barat. Inovasi itu menurutnya bisa mendukung implementasi Undang Undang tentang pangan.
Salah satu yang cukup menarik menurutnya adalah Si Perut Lapar. Menurutnya Si Perut Lapar bisa membantu pihaknya untuk mengelola permasalahan konversi lahan.
"Ketika ada inovasi baru, melahirkan tranformasi. Kami dari DPR RI khususnya Baleg, mengapresiasi ini. Saya paling terkesan dengan Si Perut Laper, (menjelaskan) tanah ini cocok ditanam apa. Harusnya semua kementerian/lembaga terkait, provinsi, kabupaten/kota, memiliki hal itu sehingga masalah konversi lahan bisa kita atasi," ucapnya.
Willy menambahkan, pihaknya telah mendapat gambaran terkait rencana revolusi digital untuk swasembada pangan di Jawa Barat yang sudah dilakukan dan dijalankan dari UU Nomor 18/2012.
"Kami dapat penjelasan skema luar biasa, dari ketersediaan pangan, inovasi, proses distribusi, hingga masalah lahan. Regulasi pun harus mampu melihat (potensi digitalisasi pangan) itu jauh ke depan. Spiritnya, kami jadi fasilitator. Digitalisasi itu harus didorong dengan regulasi yang kompatibel dan kondusif," tutupnya.
Turut hadir dalam acara ini antara lain Kapolda Jabar Irjen Pol. Ahmad Dofiri, Pangdam III/Siliwangi Nugroho Budi Wiryanto, Asisten Perekonomian dan Pembangunan Setda Provinsi Jabar Taufiq Budi Santoso, hingga anggota Baleg DPR RI dari Fraksi Partai Golkar Nurul Arifin