Terobosan dalam Film Loving Vincent
Ini Film Gila. Animasi yang dirangkai frame by frame dari lukisan gaya Van Gogh oleh 125 pelukis. Tentang kisah sang pelukis sendiri yang berakhir tragis.

LAKEYBANGET.COM- Sebuah film animasi feature yang sangat bagus bisa menjadi referensimu. Film berjudul Loving Vincent itu menjadi film yang mendapat nominasi Academy Award 2018. Melalui film ini para penonton dan khususnya pencinta Van Gogh dapat menangkap spirit dan perjalanan berkarya tokoh yang mati muda ini. Film ini dibuat sebagai penghargaan kepada Vincent Wilem Van Gogh, pelukis beraliran pasca-impresionisme yang hidup di abad 19.
Pada tanggal 28 Januari 2018, film ini telah menghasilkan pendapatan kotor lebih dari $ 30,2 juta (dalam USD) di seluruh dunia, dengan penghasilan domestik sebesar $ 6,5 juta. Di luar negeri, film ini paling banyak meraup $ 2,9 juta di Korea Selatan, $ 1,5 juta di Italia dan $ 10,8 juta di China.
Ini adalah film animasi pertama yang sepenuhnya dilukis. Kesan yang kita dapatkan memang seperti menikmati pameran lukisan. Sehingga dari sisi teknologi seperti kembali ke masa-masa awal pembuatan film animasi. Namun sesungguhnya kemajuan teknologi digunakan untuk membingkai film ini.
Film yang ditulis dan disutradarai oleh Dorota Kobiela dan Hugh Welchman, adalah produksi Polandia, yang didanai oleh Institut Film Polandia, dan sebagian melalui dukungan Kickstarter sebagai financial technology yang menggalang sharing pendanaan.
Film ini memenangkan Best Animated Feature Film Award di European Film Awards ke-30 di Berlin dan dinominasikan untuk Best Animated Feature di 90th Academy Awards.
Sebelumnya karya ini dibuat dalam bentuk film pendek berdurasi 7 menit di tahun 2008. Film pendek ini dapat meyakinkan banyak pihak tentang urgensi dan prospek pembuatan film yang ‘melampaui zaman’. Dorota Kobiela menggagas film ini setelah mempelajari teknik dan kisah sang seniman melalui surat-suratnya. Kobiela sendiri adalah seorang pelukis.
Kisah Kontroversial Pelukis Muda yang Berakhir Tragis
Kisah atau plot film ini sangat menarik. Co-director Hugh Welchman dan Dorota Kobiela kembali melakukan fase terakhir kehidupan Van Gogh menjelang kematiannya pada tahun 1890, dan memfilmkannya dengan aktor, set dan kostum yang sesungguhnya.
Setahun setelah Vincent van Gogh bunuh diri, Postman Joseph Roulin meminta anaknya Armand untuk mengirimkan surat terakhir kepada Van Gogh. Surat itu sendiri dikirimkan kepada kepada saudaranya, Theo.
Roulin menemukan kematian yang mencurigakan, seperti beberapa minggu sebelumnya Van Gogh mengklaim melalui surat bahwa suasana hatinya yang tenang dan normal. Tentu ini tak seperti klaim yang kemudian ditulis sejarah bahwa Van Gogh mati muda. Dia menembak dirinya sendiri. Sementara ada kesaksian lain, terutama seorang Dokter yang menilai bahwa tembakan itu dilakukan oleh seseorang dalam jarak beberapa meter.
Proses Produksi ‘Animasi dari Lukisan demi Lukisan Gaya Van Gogh’
Boleh dikata film ini adalah hasil dari proses kerja yang gila-gilaan. Masing-masing dari 65.000 bingkai film tersebut adalah lukisan cat minyak di atas kanvas, menggunakan teknik yang sama seperti Van Gogh, yang diciptakan oleh tim yang terdiri dari 125 pelukis.
Produksi untuk film ini dimulai dengan syuting pemeran live-action di depan blue-creen. Setelah syuting, para editor menggabungkan lukisan Van Gogh menjadi latar belakang adegan, dan akhirnya mengedit filmnya seperti biasa.
Namun, begitu film yang sebenarnya selesai, mereka memproyeksikan setiap bingkai ke kanvas kosong, dan para seniman melukis di atas setiap gambar.
Film ini membutuhkan waktu yang lama dalam proses produksinya. Seluruh proses, mulai dari pembuatan film sampai selesai, butuh empat tahun untuk menyelesaikannya. Bahkan Welchman, sang Co-director menengarai mungkin inilah film dengan masa produksi terlama dalam 120 tahun terakhir.