Tahun ini BSI Incar Dana 7,21 T Lewat Right Issue

MONITORDAY.COM - Tak berhenti pada merger BUMN perbankan syariah mulai melangkah untuk melakukan aksi korporasi besar. PT Bank Syariah Indonesia Tbk. (BRIS) direncanakan akan menggelar rights issue pada tahun ini untuk memenuhi free float sesuai ketentuan Bursa sebesar 7,5%.
Penerbitan saham perdana atau sering disebut Initial Public Offering (IPO) akan memiliki banyak pemegang saham (investor) baik dari instansi ataupun perorangan. Setelah proses IPO, jika diperlukan, perusahaan bisa menerbitkan saham baru.
Para investor yang sudah masuk di perusahaan akan diprioritaskan untuk menyerap saham baru tersebut sebelum ditawarkan kepada investor baru. Hak yang diberikan kepada investor lama inilah yang disebut dengan right issue. Lalu jika hak ini tidak digunakan investor lama, maka bisa diambil oleh investor baru atau biasa disebut sebagai standby buyer.
Right issue biasanya diberikan berdasarkan rasio. Misalnya rasio yang diberikan adalah 1:2 maka setiap pemegang satu lembar saham maka memperoleh dua hak untuk membeli saham yang baru akan diterbitkan.
Harga saham baru yang diterbitkan melalui proses right issue disebut sebagai harga right. Harga right ini bisa lebih rendah, sama maupun lebih tinggi dibandingkan dengan harga pasar saham saat ini.
Ketentuan free float saham terkait jumlah persentase saham yang beredar yang bisa dibeli masyarakat dari sebuah perusahaan dengan status go public. BEI sebelumnya menetapkan jika perentase free float saham yakni sebesar 7,5% per emiten. Kala pertama kali ditetapkan, perusahaan yang belum memenuhi angka tersebut namun berstatus go public diharuskan melakukan aksi korporasi untuk menambah sahamnya. Bisa pula dengan memecah saham yang dimiliki alias stock split.
Penerapannya sebenarnya esensial bagi korporasi karena menjadi gambaran data seberapa tinggi peluang frekuensi volatilitas saham yang bersangkutan. Jika saham free float memiliki jumlah yang banyak maka jumlah frekuensi transaksinya cenderung tinggi namun tidak terlalu volatile atau bergerkan naik turun secara ekstrim.
Sebaliknya, jika jumlahnya rendah maka kecenderungan emiten korporasi tersebut kurang likuid. Bisa pula transaksinya cenderung jarang dan valotilitasnya ekstrem atau mudah naik dan turun tiap harinya.
Nilai rights issue bank hasil merger tiga bank syariah anak usaha BUMN ini diperkirakan hingga US$500 juta atau mencapai Rp7,2 triliun (asumsi kurs Rp14.421 per dollar). Hal itu disampaikan Wakil Menteri BUMN Kartika Wirjoatmodjo tatkala memaparkan rencana aksi korporasi yang akan dilakukan perusahaan maupun anak usaha BUMN sepanjang 2021-2023.
Dalam materi paparannya, setidaknya ada tiga aksi korporasi yang akan dilakukan pada tahun ini. Salah satunya, PT Bank Syariah Indonesia yang akan menggelar rights issue hingga senilai US$500 juta.
"Termasuk tahun ini rights issue Bank Syariah Indonesia (BSI) sebagai bagian untuk memenuhi free float dan juga menemukan strategic partner," katanya dalam acara Mandiri Investasi Market Outlook 2021 yang digelar secara virtual, Rabu (10/3/2021). Sebelumnya, Direktur Utama PT Bank Syariah Indonesia Tbk.
Hery Gunardi menyampaikan perseroan akan segera memenuhi ketentuan jumlah saham beredar di publik (free float) minimal 7,5%. Rights issue rencananya akan dilakukan pada akhir tahun ini atau paling lambat awal tahun depan.
"Kemungkinan kita akan jalankan rights issue. Syukur kalau bisa akhir tahun ini. Kalau tidak bisa, awal tahun depan," katanya dalam rapat kerja nasional Bank Syariah Indonesia, Kamis (25/2/2021).
Hery mengatakan total saham BRIS yang dimiliki publik saat ini sekitar 4,4%. Adapun, ketentuan Bursa Efek Indonesia mensyaratkan free float minimal sebesar 7,5%.