Sudah Daftar ke WHO, Vaksin Merah Putih dan BUMN Mulai Diproduksi Juli 2022

MONITORDAY.COM - Direktur Utama Bio Farma Honesti Basyir menargetkan produksi vaksin buatan anak bangsa dilakukan pada Juli 2022. Vaksin Merah Putih akan memasuki tahap pre klinis, dan vaksin BUMN tengah dilakukan uji klinis tahap 1.
Menurut Honesti, Bio Farma sudah menyiapkan total kapasitas produksi vaksin. Ditargetkan 250 juta dosis vaksin dalam negeri diproduksi per tahun.
"Dari semua proses yang kita lakukan dari fase 1, 2, dan 3, kita targetkan nanti di bulan Juli 2022 kita segera mendapatkan EUA (Emergency Use Authorization) dari Badan POM, dan akan kita produksi secara massal. Selain itu, Kami sudah menyiapkan total kapasitas itu 250 juta dosis per tahun," ujar Honesti Basyir dalam Rapat Bersama Komis VII, Senin, (24/1/2022).
Honesti menyampaikan bahwa progres pengembangan vaksin di Tanah Air sudah didaftarkan ke WHO. Sehingga, dunia bisa tahu capaian-capaian pengembangan vaksin di berbagai negara.
Kendati demikian, kata Honesti, kendala dalam pengembangan vaksin dalam negeri tak bisa dipungkiri. Salah satunya adalah seed atau bibit vaksin yang dikembangkan Eijkman sempat tidak memenuhi standar industri.
Sebanyak dua kali proses pengembangan yang dilakukan Eijkman gagal memenuhi standar industri.
"Problem yang paling lama kemarin memang dari dua proses sebelumnya seed vaksin yang kita dapatkan dari Eijkman, ini belum memenuhi standar industri. Sehingga memang sulit untuk diproduksi, baik dari sisi kualitasnya, juga mungkin masalah harga vaksin nanti akan sangat mahal," jelas dia.
Namun, di proses pengembangan ketiga, Bio Farma bersama Eijkman terus berkolaborasi untuk mengembangkan vaksin berbasis protein rekombinan. Jenis vaksin ini yang bisa memenuhi standar industri dan siap uji pre klinis.
Dia mengakui pengembangan produk-produk vaksin memang berisiko sangat tinggi. Bisa saja proses itu sudah dimulai dan untuk setiap tahap pasti ada risiko kegagalannya.
"Mungkin bapak/ibu pernah mendengar satu vaksin covid yang dikembangkan namanya kurvek di Jerman. Mereka itu sudah sampai tahap 3, pada saat selesai uji tahap 3 ternyata tidak sesuai standar WHO. Sehingga memang harus dimulai lagi dari nol," kata dia.
Honesti menyampaikan Bio Farma juga tengah bekerja sama dengan Baylor College of Medicine (BCM) terkait vaksin BUMN. Pihaknya mengembangkan platform baru yang berbeda dengan vaksin Merah Putih buatan Eijkman agar tidak bergantung pada satu jenis vaksin.
"Sampai saat ini kerja sama dengan BCM yang kita sebut vaksin BUMN itu memasuki proses uji klinis tahap 1, yang kita lakukan di Puskesmas Depok," terang Honesti.
Ada dua formula yang dikembangkan untuk vaksin BUMN, yakni adjuvant alum dan adjuvant CpG. Formula adjuvant alum sudah mulai uji klinis sejak Desember dan sedang dilakukan suntikan kedua kepada 30 relawan dewasa dan 30 pembanding, termasuk lansia.
"Formula kedua, adjuvant CpG. Progres sekarang pre klinis dan Februari akan dimulai uji klinis tahap satu," pungkas Honesti.