Soemitro Djojohadikusumo dan Keteguhan Sikap Politiknya

MONITORDAY.COM - Sebagai pakar ekonomi, Soemitro tergolong sangat beruntung karena mengenyam pendidikan tinggi hingga meraih gelar Doktor di masa Hindia Belanda. Hanya segelintir orang yang memiliki kesempatan dan mampu meraih gelar itu di masa kolonial.
Ia pun menjadi salah satu Menteri ekonomi andalan di awal Republik berdiri dan masih belum memiliki pondasi ekonomi yang kuat. Namun, gejolak politik membuatnya harus berada dalam posisi sulit.
Ia anggota Partai Solidaritas Indonesia (PSI). Salah satu kader terbaik bangsa yang direkrut Sutan Sjahrir menjadi anggota Kabinet di era Demokrasi Liberal. Pilihan politiknya yang berseberangan dengan Bung Karno membuatnya terpental dari PSI. Pun partai itu akhirnya dibubarkan bersama Masyumi.
Setelah bergabung dengan Pemerintah Revolusioner Republik Indonesia (PRRI), Soemitro Djojohadikusumo harus menjadi pelarian politik. Berpindah dari satu negara ke negara lainnya. HIdup menumpang di negeri orang.
Ketika Orde Lama tumbang, Ali Moertopo mengajaknya pulang dan masuk dalam Kabinet. Tak cukup sampai di situ, ia menjadi besan Soeharto. Reputasinya sebagai ekonom terpercaya membawanya pada puncak karier sebagai akademisi dan politisi. Ia tercatat sebagai pendiri Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia (UI). Ia juga duduk sebagai Menteri pada Pemerintahan Soeharto.
Tak hanya kritis pada Bung Karno, Soemitro juga kritis pada besannya sendiri. Pak Harto sempat kesal dan mengeluhkan sikap ekonom ini. Hingga akhir hayatnya, tokoh ini memiliki keteguhan sikap dan kejernihan pemikiran.
Lahir dari keluarga ningrat berpendidikan, Soemitro menyelesaikan pendidikan doktoralnya di Negeri Belanda pada tahun 1943. Ia juga duduk dalam delegasi Indonesia saat Konferensi Meja Bundar tahun 1949.
Ketika Republik butuh uang, Sumitro dijadikan direktur utama Banking Trading Center (BTC) yang berdagang di luar negeri. Setelah sempat menjadi kuasa usaha RI di Washington DC, Sumitro kembali ke Indonesia.
Soemitro juga menjadi salah satu pengajar ekonomi di Universitas Indonesia (UI). Dalam buku Apa dan Siapa Sejumlah Orang Indonesia 1981-1982 (1982:134) disebutkan bahwa dirinya adalah pendiri sekaligus dekan pertama Fakultas Ekonomi UI.
Keturunan Soemitro terpelajar dan mewarisi tradisi intelektual keularga ini. Anak pertamanya bernama Biantiningsih Miderawati, merupakan sarjana pendidikan dari Harvard. Anak keduanya bernama Mariani Ekowati, seorang ahli mikrobiologi. Anak ketiganya Prabowo Subianto yang saat ini menjadi politikus Partai Gerindra. Anak bungsunya Hashim Sujono saat ini menjadi pebisnis grup Arsari.