Sholat Istisqo Rakyat Turki Diremehkan Skeptis, Tapi Begini Akhirnya

MONITORDAY.COM - Perubahan Iklim di bumi sudah terlihat efeknya di beberapa negara. Misalnya, di negara Erdogan, kekeringan melanda Turki sejak awal tahun 2021. Akibatnya banyak petani yang merugi karena lahannya tak kunjung subur. Bahkan yang paling parah, danau terbesar kedua di Turki mengalami penyurutan air. Dilansir dari CNBC Indonesia, Danau Tuz, danau yang luasnya 1.665 kilometer persegi (643 mil persegi) dinyatakan telah surut seluruhnya pada Oktober 2021.
Kenaikan suhu bumi dan angin kering yang kuat menjadi faktor utama terjadinya bencana kekeringan di Turki. Kebakaran melahap banyak hutan malah resort dan hotel kawasan wisata juga terlahap si jago merah. Tak cukup sampai disitu, api juga menjilat pembangkit listrik. Presiden Erdogan sampai berkata kalau kebakaran hutan di Turki pada tahun ini adalah terburuk dalam sejarah.
Air adalah kehidupan, tidak ada air maka tidak ada kehidupan. Faktor lain yang menjadi penyebab kekeringan adalah minimnya curah air hujan. Hal ini berefek banyak pada kebutuhan sehari-hari manusia karena stok air bersih menjadi berkurang. Dilansir dari kanal youtube lingkar madiun, pada 25 februari 2021 air di Turki hanya bisa menghidupi masyarakat dalam sebulan ke depan.
Seorang Ilmuwan lingkungan Turki, Dr. Akgun Ilhan turut menyumbang statement bahwa tahun 2021 ini adalah tahun kedua Turki menghadapi kekeringan dan ini yang terparah. “Ini adalah tahun kedua Turki menghadapi kekeringan,” ujarnya.
Sebagai negara dengan mayoritas muslim, Presiden Erdogan mengimbau setiap imam masjid juga masyarakat muslim agar menggelar sholat meminta hujan atau sholat istisqo. Sholat sunnah ini biasa dilakukan saat kemarau panjang melanda, sedangkan banyak kebutuhan hidup yang harus dipenuhi dengan air.
Sholat istisqo ini termasuk tuntunan Rasulullah SAW, berikut dalilnya: Dari Abdullah bin Zaid, dia berkata bahwasannya Rasulullah pernah keluar ke tanah lapang dan beliau hendak melaksanakan istisqo. Beliau pun membalik posisi pakaiannya ketika menghadap ke kiblat. Menurut Ishaq, beliau lalu mulai mengerjakan shalat sebelum berkhutbah kemudian menghadap kiblat dan berdoa.
Doa yang dipanjatkan menurut Hadits riwayat Bukhari dan Muslim berbunyi “Allaahumma agitsna” dibaca 3 kali, artinya “Yaa Allah, turunkanlah hujan pada kami.” Sholat Istisqo menjadi opsi terakhir ketika jalan ikhtiar manusia sudah habis dikerahkan. Metode ini terbukti ampuh dan sudah banyak dipraktekan oleh masyarakat muslim.
Di Turki, imbauan sholat istisqo ini malah ditanggapi secara skeptis dan diremehkan oleh sebagian masyarakat Turki termasuk Dr. Ilhan. Dia berpendapat bahwa pelaksanaan sholat istisqo tidak ada gunanya. “Tapi itu (sholat istisqo) adalah percuma. Tuhan tidak bertanggungjawab atas perubahan iklim, tapi manusialah yang bertanggungjawab,” tanggap Dr. Ilhan dalam berita Euronews.
Meskipun banyak yang meremehkan, sholat istisqo tetap digelar secara besar-besaran di berbagai wilayah Turki selama berhari-hari. Tidak sampai seminggu, pada 8 Agustus 2021, atas kuasa Allah hujan deras turun di berbagai wilayah di Turki. Rakyat Turki mengucap syukur dan merayakan kegembiraannya dengan berhujan-hujanan.
Pada akhirnya, para ilmuwan serta beberapa orang skeptis dibuat terdiam dan tidak lagi memprotes pelaksanaan sholat istisqo yang terbukti bisa mendatangkan hujan atas izin Allah SWT.