Semakin Ekspansif Jalin Kerjasama, UMC Teken MoU dengan Lapas Kelas 1 dan Bapas Cirebon

MONITORDAY.COM - Universitas Muhammadiyah Cirebon (UMC) terus meningkatkan mutunya dengan melakukan kerjasama dengan berbagai pihak.
Terbaru, UMC melakukan kerjasama atau Memorandum of Understanding (MoU) dengan lembaga di bawah naungan Kemenkumham, yakni Lapas kelas 1 dan Bapas Cirebon.
MoU ini merupakan wujud dari Kurikulum Merdeka Belajar Kampus Merdeka (MBKM), yang ini line dengan Catur Dharma Perguruan Tinggi.
Hal ini disampaikan oleh Rektor UMC, Arif Nurudin M.T usai menandatangani MoU tersebut pada Rabu (3/11/2021).
"MoU ini sebagai wujud nyata UMC dalam memberikan pencerahan bagi masyarakat di wilayah III Cirebon, dalam hal ini ikut turut andil dalam membina masyarakat yang bermasalah hukum serta peningkatan SDM di lingkungan Lapas dan Bapas," ucap Arif yang didampingi oleh Nana Trisovelna M.T ( Warek 1 UMC) dan Aip Syarifudin, M.PdI (Dekan FAI) dan Elya Kusuma Dewi SH MH (Dekan FH).
Untuk itu, kata Arif, UMC hadirkan Fakultas Agama Islam (FAI) dan Fakultas Hukum sebagai respond untuk menjawab kebutuhan masyarakat.
FAI melalui prodi Tasawuf Psikoterapi, akan menerjunkan dosen-dosennya ke Lapas dan Bapas dalam upaya pencerahan spiritual kepada warga rutan, sedangkan Fakultas Hukum akan dipersiapkan sebagai peningkatan SDM kedua-belah pihak.
"Jadi dua Fakultas ini akan berperan sebagai bentuk pencegahan hukum dan penyembuhan psikologis para binaan hukum yang ada di Lapas dan Bapas." tandas Arif.
Kepala Lapas, Yulius menyambut baik MoU ini, seraya mengungkapkan bahwa ada empat program besar Lapas di bawah kepemimpinannya yang dapat dijalin mitra dengan UMC, yakni peningkatan kompetensi pegawai Lapas/Bapas untuk memeroleh gelar sarjana, magang mahasiswa, pelatihan oleh dosen UMC bagi warga Lapas dan Bapas serta mengembangkan modul psikoterapi agar para binaan hukum.
Lebih lanjut, Yulis memaparkan, khusus program pengembangan modul, akan dibawa ke tingkat provinsi dan nasional.
Modul yang dibuat nantinya berisi prosedur dalam meningkatkan level penerimaan diri dan spirit hidup warga binaan sehingga meskipun mereka berada dalam sel tahanan namun mereka mampu membuat rencana hidup produktif dan positif usai menjalani masa tahanan.
"Modul yang dibuat mestilah evidence based atau dapat dipertanggungjawabkan secara ilmiah, makanya kami gandeng UMC sebagai perguruan tinggi yang memiliki komitmen tinggi pada pengembangan ilmu pengetahuan." pungkas Yulis.