Selain Porang, Presiden Minta Tren Ekspor Sarang Burung Walet Digenjot

MONITORDAY.COM - Pandemi Covid-19 berdampak pada seluruh sektor, termasuk sektor ekonomi. Meski begitu, kondisi tersebut tak mengikis kepopuleran serta laju ekspor sarang burung walet di Tanah Air. Dalam hal ini, komoditas dari air liur burung walet tersebut tetap ramai diminati konsumen dari mancanegara, termasuk Hong Kong dan Cina.
Atas peluang ini, Presiden Joko Widodo (Jokowi) memberi sinyal kepada Menteri Pertanian (Mentan) agar meningkatkan produksi komoditi sarang burung walet. Sebelumnya Presiden Jokowi juga meminta produksi porang untuk digenjot.
Mentan, Syahrul Yasin Limpo menyampaikan, saat ini pemerintah juga mulai mengembangkan komoditi sarang burung walet di samping porang.
Hal itu disampaikan Mentan saat mendampingi Presiden Jokowi dalam kunjungannya ke Madiun Jawa Timur, Kamis (19/8/2021) kemarin.
"Ada dua pilihan Pak Presiden untuk didorong maksimal, antara lain adalah komoditi porang dan yang kedua sarang burung walet," ujarnya.
Adapun tren ekspor Sarang Burung Walet (SBW) menunjukan peningkatan signifikan dalam lima tahun terakhir. Pasar ekspor komoditi satu ini juga cukup menjanjikan.
Hingga November 2020, berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS) Indonesia telah mengekspor sarang burung walet ke sejumlah negara dengan ekspor terbesar ke Hong Kong, Cina, Singapura, Vietnam, dan Amerika Serikat.
Bukan hanya Indonesia, eksportir terbesar sarang burung juga dilakukan oleh negera jiran, Malaysia dan Thailand.
Menurut dari data Badan karantina Pertanian, jumlah ekspor sarang burung walet pada tahun lalu 2020 sebanyak 1.155 ton dengan nilai Rp28,9 triliun. Angka ini naik dari capaian tahun sebelumnya di 2019 dengan jumlah 1.131 ton atau senilai Rp28,3 triliun.
Dari potensi bisnis dan ekspor komoditas ini, masih banyak persoalan yang dialami penggiat sarang burung walet, mulai dari bagaimana menjaga produksi sarang burung walet stabil, apalagi soal teknologi pengolahan. Hal tersebut butuh dukungan dari pemerintah.
Apalagi budidaya sarang burung walet bukanlah hal baru di Tanah Air. Komoditas ini sudah ada sejak puluhan tahun silam dikembangkan di beberapa daerah. Terutama untuk burung walet sarang putih (Collocalia fuciphaga).
Kegiatan usaha komoditas ini awalnya dilakukan oleh penduduk yang tinggal di sepanjang pantai utara Jawa, setelah mengetahui bahwa ternyata di rumah-rumah tua di sana banyak bersarang burung walet, dan seringkali bersarang bersama burung seriti.