Salut! Di Kampungnya, Mohamed Salah Bangun Sekolah hingga Bentuk Badan Amal

Salut! Di Kampungnya, Mohamed Salah Bangun Sekolah hingga Bentuk Badan Amal
Sang bintang Liverpool asal Mesir, Mohamed Salah/Net.

MONITORDAY.COM - Bintang sepak bola klub Liga Inggris, Liverpool  Mohamed Salah ternyata telah banyak melakukan aksi kemanusiaan di kampungnya di Mesir.

Meski kini telah menjadi satu di antara pesepak bola top Eropa, Mohamed Salah tak pernah lupa akan kampung halamannya.

Sebagai bentuk kepeduliannya, Mo Salah  sampai mau merombak desanya. Perlu diktekahui, Salah berasal dari Desa Nagrig, Kota Basyoun, Mesir.

Menurut laporan Mirror, pemain berusia 30 tahun tersebut membangun rumah sakit, sekolah, pusat olahraga, dan juga menyediakan ambulans.

Mohamed Salah juga menyediakan lahan sekitar lima hektar untuk membangun pabrik pengolahan limbah. Dengan adanya pabrik tersebut, penduduk desa bisa memiliki sumber air bersih yang aman.

Berdasarkan laporan tahun lalu, Mohamed Salah telah menyumbangkan lebih dari 400 ribu poundsterling (Rp 7,2 miliar) untuk merombak Desa Nagrig. Selain itu, dia juga memberikan total 3.500 poundsterling kepada sejumlah keluarga per bulan.

"Salah membuat desa kecilnya tersorot di peta internasional," kata Walikota Nagrig, Maher Shetia pada 2017 lalu.

"Dia juga membangun badan amal dan akan membangun sekolah yang menelan biaya jutaan. Ini di samping sumbangannya ke rumah sakit Basioun dengan ruang ventilasi lengkap, inkubasi, dan unit ambulans," lanjutnya.

Mohamed Salah tak hanya dipuji masyarakat di kampung halamannya, tetapi juga publik Mesir. Berkat prestasi Salah di dunia sepak bola, Mesir semakin dikenal publik.

Selain itu, Mohamed Salah juga ikut membantu Timnas Mesir lolos ke putaran final Piala Dunia 2018. Itu adalah untuk pertama kalinya Mesir berlaga di Piala Dunia setelah terakhir kali terjadi pada 1990.

"Salah datang ke desa jika memungkinkan dan berjalan di antara orang-orang dan berfoto dengan mereka dengan sangat sederhana," kata sepupu Salah, Abadah Saeed Ghali

"Semua orang Mesir, tidak hanya provinsi Nagrig atau Gharbiya, bangga kepadanya," lanjut Abadah.