Salah Ucap ‘Hulaihi’ di Reuni 212,  Kornas KOMPAK : Stop Bullyan Soal Keagamaan, Karena Ternyata Prabowo Tidak Lebih Baik dari Jokowi

Persoalan keagamaan seseorang mestinya tidak perlu menjadi perdebatan atau menjadi konsumsi gratis bagi orang lain, terlebih saat ini media sosial sedang diramaikan saling serang antar pendukung Capres mengenai kesalehan pilihannya.

Salah Ucap ‘Hulaihi’ di Reuni 212,  Kornas KOMPAK : Stop Bullyan Soal Keagamaan, Karena Ternyata Prabowo Tidak Lebih Baik dari Jokowi
Ketua Kornas KOMPAK Jihadul Mubarok (Kiri) / Dok. Pribadi

MONITORDAY.COM ­ - Persoalan keagamaan seseorang mestinya tidak perlu menjadi perdebatan atau menjadi konsumsi gratis bagi orang lain, terlebih saat ini media sosial sedang diramaikan saling serang antar pendukung Capres mengenai kesalehan pilihannya.

“Sejak awal saya tidak terlalu respect persoalan ini masuk dalam ranah publik. Karena persoalan keagamaan pribadi seseorang itu tidaklah subtantif untuk diperdebatkan,” kata Kordinator Nasional Komunitas Milineal Pencinta Kiai (KOMPAK) Jihadul Mubarok kepada Monitorday.com, Jum’at (7/12/2018)

Apalagi, dia menilai dengan berbagai cibiran keagamaan yang diarahkan kepada Capres Jokowi bukan berarti Capres Prabowo lebih baik secara keagamaannya.

“Jika kalau sebelumnya banyak yang membully Pak Jokowi dengan salah penyebutan Al-Fateka. Buktinya dengan Pak Prabowo juga salah mengucapkan lafad ‘Sallaallahu hulaihi wassalam' yang semestinya 'Sallaallahu Alaihi Wassalam (SAW) dalam reuni 212 kemarin. Maka ini bisa ditandai bahwa Pak Prabowo juga tidak lebih bagus dari sisi keagamannya," ujar Ketua Umum DPP Ikatan Mahasiswa Muhammadiyah (IMM) periode 2012-2014. 

Dalam hal ini, Jihad yang juga merupakan salah satu pengurus Masyarakat Ekonomi Syariah (MES) mengatakan adanya ketidakadilan di sebagian masyarakat saat memandang dalam konteks salah penyebutan lafadz-lafadz tersebut.

“Seharusnya Prabowo juga diperlakukan hal yang sama dong, sehingga ini seakan tidak fair. Saat Jokowi salah sedikit dalam penyebutan langsung dibully habis dan dicibir. Nah, hal ini juga seharusnya berlaku juga kepada Prabowo.” tuturnya.

Secara amatan aktivis Forum Silaturahmi Studi Ekonomi Islam ( FoSSEI) ini menyebutkan bahwa soal peribadatan antara kedua capres ini. Dia menilai Jokowi masih agak saleh dibandingkan Prabowo.

‘Ya, kalau mau dibanding-bandingkan maka saya lihat Jokowi masih kita jumpai sholat berjamaah dan tidak sedikit pula beliau juga menjadi imam dalam sholat. Tetapi, kalau untuk Prabowo secara pribadi saya belum melihat beliau melakukan hal itu dan apakah betul Prabowo akan lebih fasih mengucapkan lafadz Al-Fatihah dibandingkan Jokowi,” ungkap Jihad.

Makanya, dia sangat tidak sepakat cara-cara model pembullyan khususnya kepada Jokowi dari sisi keagamaan.

“Ya masih ada yang bilang Pak Jokowi PKI lah dan tidak berpihak dengan Umat Islam Indonesia. Padahal dengan memilih Pak Kiai Ma’ruf Amin, maka Pak Jokowi memiliki komitmen keberpihakannya terhadap Islam dan masalah keumatan,” imbuhnya

Oleh karena itu, dia memandang agar persoalan semacam ini sudah dihentikan dan tidak sepatutnya menjadi senjata bagi masing-masing pendukung keduanya.

“Sudahlah mari kita stop bully-bullyan masalah agama seperti ini. Karena itu sudah tidak produktif, padahal membicarakan masalah negara itu ya bagaimana bersaing secara program dan visi. Bukan berarti soal agama tidak penting, agama juga penting hanya saja jika persoalan seperti ini terus diperdebatkan oleh kita, maka bukan konstruktif malah sebaliknya,” pungkasnya.

Sebagaimana diketahui, Presiden Jokowi sempat menjadi cibiran dan bullyan di berbagai media sosial saat viral video terkait salah penyebutan Al-Fatihah menjadi Al-Fateka. Kejadian ini saat Capres nomor urut 01 ini memberikan sambutan dalam pembukaan MTQ Nasional Ke 27 di Medan. Namun, nasib yang sama juga dialami oleh Capres nomor 02 Prabowo Subianto dibully karena salah sebut Sallaallahu alaihi wassalam menjadi Sallaallahu Hulaihi Wassalam saat berorasi dalam reuni aksi 212 pada 2 Desember lalu.