Safety Mode, Fitur Baru dari Twitter yang Bisa Blokir Ujaran Kebencian Otomatis

MONITORDAY.COM - Twitter meluncurkan fitur keamanan baru bernama Safety Mode. Fitur bernama Safety Mode ini dapat dimanfaatkan pengguna platform untuk memblokir akun yang mengirimkan pesan pelecehan dan ujaran kebencian secara otomatis.
Setelah fitur ini diaktifkan oleh pengguna, sistem Twitter akan memblokir akun secara otomatis selama tujuh hari bila ketahuan mengirimkan cuitan berunsur ujaran kebencian atau mengirimkan balasan yang berulang-ulang.
"Ketika fitur ini diaktifkan di Settings, sistem kami kan menilai kemungkinan engagement negatif dengan mempertimbangkan konten Tweet dan hubungan antara penulis Tweet dan akun yang membalas," kata Senior Product Manager Twitter Jarrod Doherty dalam blog Twitter sebagaimana dikutip dari The Verge, Sabtu (4/9/2021).
"Teknologi kami akan mempertimbangkan hubungan yang sudah ada, jadi akun yang kalian ikuti atau sering berinteraksi tidak akan diblokir secara otomatis," imbuhnya.
Namun, fitur Safety Mode ini masih dalam tahap diuji coba secara terbatas melibatkan 'feedback group' di iOS, Android, dan Twitter.com. Adapun dalam uji coba ini mengutamakan akun jurnalis perempuan dan anggota kelompok marjinal, tapi akan diperluas dalam beberapa bulan ke depan.
Sedangkan akun yang telah diblokir secara otomatis tidak akan bisa mengikuti akun pengguna yang memblokir, melihat cuitan, atau mengirimkan direct message selama satu minggu.
Apabila sistem Twitter melakukan kesalahan dan memblokir akun yang tidak bermasalah, pengguna bisa mencabut blokirnya kapan saja melalui pengaturan.
"Kami juga akan secara teratur mengawasi akurasi sistem safety mode kami untuk meningkatkan kemampuan deteksi kami," urai Jarrod.
Twitter pertama kali merilis Safety Mode pada bulan Februari, tapi saat itu mereka tidak mengungkap kapan fitur ini akan diluncurkan. Sedangkan fitur ini akan melengkapi fitur keamanan Twitter lainnya seperti menyembunyikan balasan, membatasi akun yang boleh membalas cuitan, dan mengeluarkan peringatan jika pengguna berencana mengirimkan cuitan yang berpotensi melecehkan.
Walaupun telah mengenalkan deretan fitur keamanan, pelecehan dan ujaran kebencian masih menjadi masalah besar bagi Twitter. Mengingat kasus komentar rasis sebelumnya menimpa tiga pemain kulit hitam tim nasional Inggris usai kalah di final Piala Euro 2020 lalu.