Riset Perguruan Tinggi Muhammadiyah Dibutuhkan dalam Pengembangan Jaminan Sosial Nasional

MONITORDAY.COM - Badan Penyelenggara Jaminan Sosial Kesehatan (BPJS) Kesehatan terus berupaya mengembangkan mekanisme jaminan sosial di Indonesia agar kedepan pelaksanaanya menjadi lebih baik. Untuk itu diperlukan dukungan dari riset-riset perguruan tinggi.
Muhammadiyah dalam hal ini dapat berkontribusi untuk mendorong pengembangan tersebut. Dewan Pengawas BPJS Kesehatan Ibnu Naser Arrohimi mengatakan bahwa Muhammadiyah memiliki potensi riset perguruan tinggi yang dibutuhkan untuk pengembangan jaminan sosial tersebut.
"Saya meyakini perguruan tinggi Muhammadiyah bisa melakukan proses tersebut baik saat ini dosen dosennya yang sedang studi lanjut baik di dalam negeri maupun di luar negeri," kata Naser, dalam diskusi virtual bertajuk "Peluang dan Tantangan Jaminan Sosial" pada Jumat (27/8/2021).
Menurut dia, banyak isu-isu penting yang dapat dikaji oleh perguruan Muhammadiyah dalam mendukung pengembangan penjaminan sosial di Indonesia. Misalnya soal nilai aktuaria Indonesia yang rendah di samping kepersertaannya yang tinggi.
"Saat ini kepesertaannya 93%, bahkan Bappenas mengamanatkan tahun 2024 di target menjadi 98%. ini tentu menarik ketika BPJS meminta kepada perguruan tinggi Muhammadiyah, Aisyiyah, maupun perguruan tinggi yang lain untuk melakukan riset dan kajian supaya Kita paham betul soal itu," kata Naser.
Di samping itu, Naser menyebut bahwa riset-riset kajian mengenai pelaksanaan jaminan sosial di luar negeri menjadi penting dilakukan supaya Indonesia dapat belajar darinya.
"Saya kira banyak dosen-dosen Muhammadiyah yang sedang melakukan pembelajaran di luar, di Asia cukup banyak, di daratan Eropa Amerika juga ada. Apalagi Eropa Amerika ini adalah menjadi salah satu kiblat lahirnya jaminan sosial," kata Naser.
"Kita bisa berkaca diri dengan pertumbuhan dan perkembangan yang ada di sana, bagaimana mereka kasus-kasusnya bagaimana mereka melihat faktor risiko dan menghitung faktor risiko," lanjutnya.
Anggota Majelis Dikti Litbang PP Muhammadiyah, Nurhadi mengatakan bahwa pihaknya siap memberikan kontribusi dengan melibatkan elemen-elemen di dalamnya. Muhammadiyah dalam hal ini dapat menjadi subjek yang kedepan bisa mendorong pengembangan jaminan sosial nasional.
"Sebagai subjek di sini maksudnya adalah perguruan tinggi Muhammadiyah ini punya banyak potensi mulai dosen dan mahasiswa kita bisa berkontribusi banyak dalam hal. Prodi-prodi yang ada juga sangat relevan dengan pengembangan BPJS," jelasnya.
Sejauh ini, kata Nurhadi, proposal-proposal riset yang diajukan oleh perguruan tinggi Muhammadiyah juga telah diterima dan mulai digarap dalam rangka pegembangan jaminan sosial di Indonesia.
"Ada sekitar 5 proporal yang diterima oleh BPJS Kesehatan sesuai dengan isu-isu yang diminta untuk pengembangan ini," jelasnya.