Resmikan Bendungan Napun Gete di NTT, Presiden: Mampu Tingkatkan Produktivitas Masyarakat

MONITORDAY.COM - Presiden Joko Widodo (Jokowi) meresmikan Bendungan Napun Gete di Kabupaten Sikka, Nusa Tenggara Timur (NTT) pada Selasa (23/2/2021). Bendungan ini mulai dibangun Januari 2017 lalu dan menelan biaya sebesar Rp880 miliar dari APBN.
Dalam kesempatan itu, Presiden mengungkapkan bahwa bandungan ini bisa memberikan pasokan air yang melimpah bagi masyarakat di wilayah tersebut.
"Bendungan Napun Gete mampu menampung sebanyak 11,2 juta m3 pasokan air bagi penduduk daerah tersebut," kata Presiden Jokowi, dalam peresmian bendungan yang dipantau secara virtual.
Presiden mengatakan, kunci dari kemakmuran masyarakat di Kabupaten Sikka adalah adanya pasokan air yang berlimpah. Menurutnya, faktor ini sangat penting dalam mendukung mata pencaharian masyarakat di sana yang pada umumnya bergerak dalam sektor pertanian, perkebunan dan peternakan.
"Adanya infrastruktur ini merupakan lompatan yang besar dalam kehidupan masyarakat sekitar. Yang dapat berpotensi memacu produktivitas masyarakat di sana menjadi lebih meningkat secara signifikan dalam beberapa waktu ke depan," lanjut Presiden.
Menurut Presiden, dengan tingginya produktivitas masyarakat, maka perbaikan tingkat taraf hidup masyarakat di wilayah tersebut dapat segera terwujud.
"Pemimpin yang dapat menggiring rakyatnya semuanya untuk produktif. Yakin tidak lama lagi kita akan makmur," kata Presiden Jokowi.
Bandungan Napun Gete memiliki luas genangan 99,78 hektar (Ha), sehingga mampu mengairi area irigasi seluas 300 hektar.
Bendungan ini juga berfungsi sebagai penyedia air baku di Kabupaten Sikka sebanyak 214 liter per detik, pengendali banjir sebanyak 219 m3/detik dan memiliki potensi pembangkit tenaga listrik sebesar 0,71 megawatt.
Selain itu, bendungan ini juga bermanfaat untuk pengendali banjir dan sebagai lahan konservasi serta pariwisata sehingga dapat membantu kesejahteraan masyarakat sekitar.
Keistimewaan Bendungan Napun Gete adalah base flow-nya lebih bagus dari Rotiklot di Kabupaten Belu dengan kapasitas tampung 3,3 juta m3 dan Raknamo di Kabupaten Kupang yang memiliki kapasitas 13 juta m3.