Ramadhan Tengah Pandemi, Ini Arahan Donald Trump kepada Muslim di Amerika Serikat

Terkait bulan suci Ramadhan tahun ini di era pandemi, Presiden Donald Trump meminta seluruh umat Muslim Amerika Serikat menjaga jarak sosial selama Ramadhan, sama dengan yang telah diintruksikan Trump pada umat Kristen saat Paskah.

Ramadhan Tengah Pandemi, Ini Arahan Donald Trump kepada Muslim di Amerika Serikat
Presiden AS, Donald Trump/Net

MONITORDAY.COM - Merebaknya wabah pandemi global Covid-19 membuat Amerika Serikat (AS) gundah gulana. Betapa tidak, negara yang dikenal dengan adi daya dan adi kuasa ini harus menelan pil pahit sebab sampai saat ini AS bertahan di posisi teratas sebagai negara paling terdampak Covid-19.

Kegalauan ini membuat Presiden AS, Donald Trump mengambil langkah kebijakan di berbagai sektor, termasuk sektor agama. Di AS sendiri, untuk urusan soal agama menjadi hal yang sangat sensitif. Artinya, dalam menerapkan kebijakan untuk masing-masing pemeluk agama khususnya di masa pandemi ini, pemerintah AS harus betul-betul hati-hati.

Dalam konteks situasi saat ini, Presiden Trump telah memutuskan agar komunitas agama yang ada di AS tanpa terkecuali menutup semua tempat peribadatan guna menghindari penyebaran virus corona. 

Tak hanya pemeluk agama Kristen saja, bahkan masyarakat Islam di Amerika, bersama para pakar medis Muslim, telah mendesak penangguhan salat berjamaah, di antara pertemuan-pertemuan besar lainnya, seperti tabligh akbar. Terlebih lagi, dalam waktu dekat umat Islam memasuki bulan suci Ramadhan. 

Begitupun dengan orang-orang Yahudi Amerika Serikat, mereka juga dipaksa untuk mengubah gelaran paskah di Gereja menjadi virtual Paskah pada Rabu, 8 April hingga Kamis, 16 April 2020.

Untuk diketahui, Agama non-Kristen terbesar kedua setelah Yahudi di Amerika Serikat adalah agama Islam. Terdapat sebanyak 0,9% umat muslim di Amerika Serikat. Populasi umat muslim di Amerika Serikat cenderung mengalami pertumbuhan bahkan semenjak peristiwa Serangan 11 September 2001.

Bahkan diperkirakan pada tahun 2050 jumlah muslim di Amerika Serikat akan melampaui jumlah penganut agama Yahudi. Hal ini menyusul semakin banyaknya non muslim di AS memeluk agama Islam. Setidaknya, setiap tahun tak kurang dari 20 ribu orang di Amerika Serikat menjadi mualaf. 

Terkait bulan suci Ramadhan tahun ini di era pandemi, Presiden Donald Trump meminta seluruh umat Muslim Amerika Serikat menjaga jarak sosial selama Ramadhan, sama dengan yang telah diintruksikan Trump pada umat Kristen saat Paskah.

Trump mengatakan hal tersebut usai diminta tanggapannya dari cuitan seorang komentator konservatif, yang mempertanyakan apakah umat Islam akan diperlakukan sama dengan umat Kristen atau tidak, jika ada yang melanggar aturan jarak sosial seperti saat Paskah.

Dilansir dari situs Strait Times, pada paskah lalu sejumlah layanan ibadah kristiani ilegal masih ditemukan dan melanggar peraturan jarak sosial yang diterapkan oleh pemerintah Amerika Serikat.

"Saya akan mengatakan bahwa mungkin ada perbedaan, dan kita harus melihat apa yang akan terjadi. Karena saya telah melihat perbedaan besar di negara ini.

Ramadhan di Amerika Serikat dimulai saat matahari terbenam pada Kamis, 23 April 2020 mendatang, jatuh satu setengah minggu setelah Paskah, ketika beberapa orang Kristen melawan peraturan kesehatan masyarakat untuk menghadiri layanan ilegal.

Ketika ditanya wartawan apakah ada potensi para imam masjid melanggar peraturan jarak sosial, Trump menjawab bahwa ia merasa umat Muslim akan mengerti dan lebih tunduk peraturan.

"Tidak, saya tidak berpikir begitu, saya seorang yang percaya akan iman, dan yang penting bukanlah apa iman kalian. Tetapi politisi kita tampaknya memperlakukan agama yang berbeda dengan cara yang sangat berbeda," ujar Trump.