Pesan Kemanusiaan Pemuda Muhammadiyah Untuk Etnis Muslim Uighur

Sebelum melakukan diplomasi dan gerakan kemanusiaan terkait umat Muslim di Uighur, Provinsi Xinjiang, China, Pimpinan Pusat Pemuda Muhammadiyah menyampaikan suara lantang soal perlunya pemerintah China meninggikan prinsip kemanusiaan terhadap umat minoritas di sana.

Pesan Kemanusiaan Pemuda Muhammadiyah Untuk Etnis Muslim Uighur
Ketua Pemuda Muhammadiyah Sunanto

MONITORDAY.COM - Sebelum melakukan diplomasi dan gerakan kemanusiaan terkait umat Muslim di Uighur, Provinsi Xinjiang, China, Pimpinan Pusat Pemuda Muhammadiyah menyampaikan suara lantang soal perlunya pemerintah China meninggikan prinsip kemanusiaan terhadap umat minoritas di sana.

Ketua Umum PP Pemuda Muhammadiyah, Sunanto, menyuarakan supaya pemeritah China tidak bersikap diskriminatif dan tak melakukan pelanggaran HAM kepada Etnis Uighur.

“Pemuda Muhammadiyah mengimbau kepada pemerintah China supaya tidak bertindak represif dan melakukan penindasan hak-hak sipil Etnis Muslim Uighur” tegas pria yang suka disapa Cak Nanto dalam siaran pers, Jakarta, Selasa (18/12/2018)

Menurut Cak Nanto, prinsip kemanusiaan harus diutamakan daripada pelanggaran kemanusiaan. 

“Dari data yang kami himpun, dengan dalih melawan radikalisme Islam, ekstrimisme dan separatisme, pemerintah China melakukan pelanggaran HAM secara massal dan sistematis terhadap etnis muslim Uighur dan minoritas di Xinjiang” jelas Cak Nanto.

Selain itu, tambah Cak Nanto, Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) pernah mendesak China untuk memberi akses ke "kamp konsentrasi" di wilayah otonomi Xinjiang. PBB ingin melihat langsung dugaan pelanggaran hak asasi manusia terhadap sekitar satu juta etnis Muslim Uighur yang ditahan.

“Hampir semua organisasi dunia mengutuk dan meminta China menghentikan reducation camp itu dan meminta pemerintah China untuk menghentikan penindasan” kata Cak Nanto.

Cak Nanto menambahkan, Pemuda Muhammadiyah memiliki perhatian yang tinggi terhadap berbagai isu tentang pelanggaran HAM di dalam negeri maupun di luar negeri, termasuk isu pelanggaran HAM yang dialami oleh Etnis Uighur di Xinjiang, China.

“Pemuda Muhammadiyah memegang teguh prinsip politik luar negeri republik ini, yakni bebas aktif, tanpa bermaksud mengurus dapur negara orang” ungkapnya.

Indonesia, lanjut Cak Nanto, mempunyai posisi dan peran strategis dalam menciptakan perdamaian dunia, melaksanakan ketertiban dunia yang berdasarkan kemerdekaan, perdamaian abadi dan keadilan sosial.