Program Makmur BUMN, Cara Erick Thohir Tingkatkan Taraf Hidup Petani

Program Makmur BUMN, Cara Erick Thohir Tingkatkan Taraf Hidup Petani
Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Erick Thohir saat berdiskusi dengan para petani di Subang, Jawa Barat dok: Kementerian BUMN)

MONITORDAY.COM - Meningkatkan dan menjaga ketahanan pangan itu memang pekerjaan berat, tapi harus dikerjakan bagaimanapun beratnya. Hal itulah yang diyakini Menteri BUMN Erick Thohir, isu soal ketahanan pangan berkaitan erat dengan nasib para petani.

Untuk itulah beberapa program digalang oleh Erick utamanya untuk membangun ekosistem pertanian yang terintegrasi sebab persoalan pangan bukan saja mencakup proses tanam melainkan juga rantai distribusi yang setiap kali tidak adil bagi para kaum marhaen seperti petani.

Guna meningkatkan taraf hidup petani, Erick memperkenalkan program Makmur, fokusnya tidak hanya kepada produk pertanian, tetapi juga pemberian modal, pemberian pupuk, pembibitan hingga asuransi jika suatu saat gagal panen.

“Sudah seyogyanya kehidupan para petani kita pastikan jadu jauh lebih baik. Untuk itu, kita coba ingin menawarkan mereka agar masuk program Makmur, yang Insya Allah program Makmur setelah enam bulan ini sudah terlihat hasilnya," kata Erick.

Bicara pertanian, sering kita dengar nasib petani yang jelas krusial sebab penduduk Indonesia yang berjumlah 270 juta butuh makan, tapi tulang punggung pangan kita tanahnya hilang terus tambah miskin, untuk meningkatkan pendidikan keluarganya pun tidak mampu. Itulah ekosistem yang harus dibangun pemerintah.

Program Makmur diharapkan dapat membina dan membantu petani dalam pengembangan kapasitas bisnis. Persoalan petani bukan hanya tentang tanam hingga panen. Persoalannya banyak, sebanyak persoalan hidup keluarga para petani. Sementara selama berpuluh-puluh tahun kebijakan pemerintah di sektor pertanian hanya sebatas subsidi pupuk, benih, cairan anti hama, atau menaik-turunkan Harga Pembelian Pemerintah (HPP).

Erick ingin menanggulangi itu dengan program Makmur. Salah satu petani yang mengikuti program Makmur adalah Sardi, dia diberikan pinjaman bank bibit pupuk tanpa subsidi, pemupukan tepat waktu dan pendampingan, hasilnya dalam beberapa bulan kualitas padi yang dihasilkannya meningkat dengan signifikan.

Ada pula Tukijan, petani tebu di Klaten, dengan adanya program Makmur dia mendapatkan kemudahan akses ke pabrik-pabrik saat melakukan penjualan, hebatnya meski dijual langsung ke pabrik harga yang dia dapat amat memuaskan. Sebelumnya Tukijan susah mendapatkan informasi penjual. Adanya program Makmur membuat Tukijan mendapat , jaminan offtaker. Dia tidak perlu lagi risau dengan fluktuasi harga.

Testimoni juga datang dari Kabib Tajuari, salah seorang petani jagung yang mendapat manfaat dengan adanya program Makmur ini, diakui Kabib, hasil panennya jauh lebih produktif sehingga penghasilan untuk menafkahi keluarga juga meningkat.

Erick seperti mahfum, untuk bisa menciptakan ketahanan pangan yang kuat, bukan sekadar memainkan kran impor yang seringkali mengorbankan petani dan konsumen. Hal ini sering disampaikannya berkali-kali ketika bertemu kelompok petani di daerah-daerah dalam rangka sosialisasi program Makmur. Menurut Erick, untuk menjadi negara kuat pilihannya hanya satu, harus menjadi negara yang berdaulat di segala sector, tidak terkecuali di sector pangan.

 Atas dasar ini Kementerian BUMN menginisiasi program Makmur untuk mendukung ketahanan pangan nasional melalui sistem pangan yang terintegrasi dari hulu hingga hilir. Selain itu, Chief BUMN itu juga membentuk holding pangan ID FOOD. Dengan adanya holding ID FOOD, ekosistem yang terintegrasi memberikan layanan budidaya lengkap yang dan melibatkan berbagai stakeholder

 Total program Makmur telah mencakup 200 ribu hectare lahan pertanian, Erick bertekad program ini bisa digulirkan di semua tempat. Saat ini program Makmur telah melibatkan 26 Provinsi, dengan mengutamakan empat komoditas unggulan yaitu padi, jagung, gula, kelapa sawit. “Untuk kopi kita akan berkerja sama dengan swasta, total ada 6200 hektare lahan yang akan kita garap,” terang Erick.

 Sejak bergulir, Program Makmur telah meningkatkan produktivitas masing-masing komoditas. Padi dengan luas lahan 31 ribu hektar, produktivitasnya meningkat 34% dan keuntungan sebesar 45%. Tebu 17 ribu hektar, produktivitasnya 12% dengan peningkatan keuntungan 61% bagi petani, dan Jagung luasan lahan 17,2 ribu hektar, peningkatan produktivitas 12% dan keuntungan 60%.