Prediksi Ekonomi Pandemi : Tiongkok Geser Hegemoni AS Lebih Cepat 5 Tahun

Prediksi Ekonomi Pandemi : Tiongkok Geser Hegemoni AS Lebih Cepat 5 Tahun
Ilustrasi Hegemoni Tiongkok/ net

MONITORDAY.COM - Pandemi diperkirakan akan mempercepat pergeseran hegemoni ekonomi dunia. Terlepas dari berbagai analisis konspirasi yang menyelubungi wabah global Covid-19. Tiongkok akan mengambil alih AS untuk menjadi ekonomi terbesar di dunia pada 2028. Prediksi ini lima tahun lebih awal dari perkiraan sebelumnya.

Pusat Penelitian Ekonomi dan Bisnis (CEBR), sebuah lembaga pemikir yang berbasis di Inggris, mengatakan dalam Tabel Liga Ekonomi Dunia tahunan yang dirilis pada hari Sabtu (2/1/2020) bahwa salah satu dampak dari krisis kesehatan global adalah untuk mendistribusikan kembali momentum ekonomi. Asia melakukan yang terbaik dan Eropa justru menjadi yang terburuk. Demikian kanal berita Euronews melaporkan.

Manajemen pandemi Tiongkok yang terampil dan dampak jangka panjang pandemi terhadap ekonomi Barat menunjukkan bahwa Tiongkok telah mengalami peningkatan yang sangat signifikan. Laporan itu menyebutkan bahwa ekonomi Tiongkok dalam dolar akan mengambil alih ekonomi AS pada 2028, 5 tahun penuh lebih awal dari yang kami duga tahun lalu.

Prediksi baiknya, ekonomi dunia 'akan kembali ke tingkat sebelum pandemi' pada tahun 2022. Hal ini tentu sangat diharapkan oleh komunitas internasional. Meski bayang-bayang pandemi demi pandemi dan varian baru virus masih terus membayangi dunia dan menimbulkan kecemasan terbesar saat ini.

Sementara sebagian besar ekonomi Barat diperkirakan mencatat pertumbuhan negatif untuk tahun ini, Tiongkok diperkirakan akan mencatat tingkat pertumbuhan 2 persen. Kemudian diharapkan tumbuh 5,7 persen tahunan antara 2021-205 dan 4,5 persen per tahun dari 2026 hingga 2030 dan kemudian 3,9 persen dalam lima tahun berikutnya.

Laporan tersebut juga menegaskan bahwa AS diproyeksikan tumbuh sebesar 1,9 persen per tahun dari 2022 hingga 2024 dan kemudian 1,6 persen menyusul "rebound kuat pasca pandemi" tahun depan.

AS adalah negara paling terdampak di dunia yang kehilangan lebih dari 330.000 nyawa akibat pandemi dan mencatat hampir 19 juta infeksi sejak awal wabah, menurut penghitungan oleh Universitas Johns Hopkins.