PP Muhammadiyah Respon Usulan Buya Syafii Ma'arif Soal 3 Kursi Menteri
Muhammadiyah akan memenuhi jika Presiden Jokowi menunjuk kadernya menjabat sebagai menteri.

MONITORDAY.COM - Pendiri Ma'arif Institute, Ahmad Syafii Maarif alias Buya Syafii meminta Presiden Joko Widodo agar mempertimbangkan kader Muhammadiyah untuk mengisi 3 (tiga) kursi menteri di pemerintahan yang akan datang.
Ketiga jabatan menteri yang diusulkan oleh Anggota Dewan Pengarah Badan Pembinaan Ideologi Pancasila (BPIP) itu antara lain, menteri pendidikan dan kebudayaan, menteri sosial, dan menteri kesehatan.
Menanggapi hal itu, Sekretaris Umum Pimpinan Pusat (PP) Muhammadiyah, Abdul Mu'ti, mengatakan pihaknya akan siap menerima jika ternyata benar Presiden Jokowi menunjuk kader Muhammadiyah masuk dalam kabinet kerja.
"Muhammadiyah akan memenuhi jika ada Presiden menunjuk kadernya menjabat sebagai menteri pada kementerian tertentu," ujar Mu'ti saat dihubungi Monitorday via Whatsapp, di Jakarta, Kamis (10/10/19).
Kendati demikian, Mu'ti mengatakan, kabinet adalah kewenangan dan hak prerogatif Presiden. Karena itu, ia menilai pernyataan yang disampaikan oleh Mantan Ketum PP Muhammadiyah, Buya Syafii Maarif hanyalah sebatas usulan dan aspirasi.
"Yang disampaikan oleh Buya merupakan opini dan aspirasi beliau sebagai pribadi," pungkas Mu'ti.
Ketika ditanya mengapa tiga menteri yang diusulkan Buya adalah pendidikan, sosial, dan kesehatan, Mu'ti menjawab karena memang ruh perjuangan Muhammadiyah sejak dulu berada dalam ketiga bidang tersebut.
"Muhammadiyah memiliki keahlian dan pengalaman dalam bidang pendidikan, kesehatan, dan pelayanan sosial," tandasnya.
Untuk diketahui sebelumnya, saat ditemui wartawan usai menghadiri peluncuran buku di Kantor kemendikbud, Jakarta (9/10), Buya Syafii menyampaikan harapannya kepada Presiden Joko Widodo untuk mempertimbangkan kader Muhammadiyah agar dapat mengisi jabatan menteri di bidang pendidikan, sosial, atau kesehatan.
“Ya, mudah-mudahan ada lagi lah (menteri dari Muhammadiyah) yang dipertimbangkan oleh presiden. Itu yang memutuskan presiden (di posisi mana),” kata Buya Syafii.