Perusahaan Sensing Self Milik WNI Santo Purnama Klaim Miliki Alat Tes Covid Cepat dan Murah

Kebutuhan akan alat penguji yang efektif dan cepat dalam memberikan hasil uji semakin mendesak. Dengan demikian penularan dapat dihambat dan terapi dapat diberikan sedini mungkin bagi pasien. Disamping uji PCR menggunakan swab test atau spesimen air liur ada pula yang menggunakan uji sampel darah atau uji antibodi. Namun kendala pada rapid test menggunakan uji antibodi adalah akurasinya. Sementara PCR pada lamanya hasil keluar dan keterbatasan jumlah laboratorium penguji.  

Perusahaan Sensing Self Milik WNI Santo Purnama Klaim Miliki Alat Tes Covid Cepat dan Murah

MONITORDAY.COM – Lonjakan jumlah pasien di Rumah Sakit menjadi salah satu kecemasan semua fihak yang terlibat dalam penanganan pandemi Covid-19. Apalagi jika ketersediaan APD (Alat Pelindung Diri) dan perlengkapan lainnya tidak memadai. Risiko penularan termasuk kepada tenaga kesehatan pun semakin tinggi.

Kebutuhan akan alat penguji yang efektif dan cepat dalam memberikan hasil uji semakin mendesak. Dengan demikian penularan dapat dihambat dan terapi dapat diberikan sedini mungkin bagi pasien. Disamping uji PCR menggunakan swab test atau spesimen air liur ada pula yang menggunakan uji sampel darah atau uji antibodi. Namun kendala pada rapid test menggunakan uji antibodi adalah akurasinya. Sementara PCR pada lamanya hasil keluar dan keterbatasan jumlah laboratorium penguji.  

Berita terbaru daru berbagai sumber melaporkan bahwa seorang pengusaha Indonesia yang tinggal di Singapura diberitakan telah memproduksi alat tes mandiri untuk mendeteksi Covid-19. Sejak Februari produk ini telah dirilis dan mendapat lisensi dari FDA AS, Eropa, dan India.  Tes ini termasuk jenis tes antibodi yang menggunakan darah, serum, atau plasma. Akurasinya diklaim 92%.

Menurut pembuatnya kelebihan kit ini adalah pasien dapat melakukannya secara mandiri sehingga petugas medis dapat berkonsentrasi untuk merawat atau memberikan pelayanan medis kepada pasien yang dinyatakan positip Covid-19.

Santo Purnama mengklaim produknya mampu memberikan hasil tes dalam waktu cepat yakni 10 menit. Perusahaan Sensing Self miliknya menjual kit ini tanpa meraup untung karena tujuannya untuk misi kemanusiaan.

Santo Purnama mendirikan perusahaan ini bersama dengan Shripal Gandhi. Santo berlatar belakang ilmu komputer dan teknologi dari Purdue University dan Standford University. Sementara Shripal berlatar belakang teknik kimia dan biosains dari University of Mumbai dan University of California. Mereka telah melahirkan beberapa produk termasuk alat untuk mendeteksi diabetes secara mandiri.

FDA AS, dan lembaga sejenis di India dan Eropa telah menyetujui penggunaan alat tes tersebut. FDA memberikan catatan bahwa penggunaaannya harus dilakukan di lembaga kesehatan formal. Dalam situsnya sensingself.me dinyatakan terkait diagnosa secara luas diterima bahwa IgM memberikan garis pertahanan pertama selama infeksi virus, diikuti oleh generasi respons IgG adaptif dan afinitas tinggi untuk kekebalan jangka panjang dan memori imunologis.

Oleh karena itu pengujian antibodi COVID-19 IgM dan IgG adalah metode yang efektif untuk diagnosis cepat infeksi COVID-19. Lebih lanjut, deteksi antibodi IgM COVID-19 cenderung mengindikasikan paparan COVID-19 baru-baru ini, sedangkan deteksi antibodi IgG COVID-19 menunjukkan tahap infeksi selanjutnya. Dengan demikian, tes antibodi gabungan ini juga dapat memberikan informasi tentang tahap infeksi.

Harganya Rp 160 ribu/ pcs. Ini adalah harga produksi alias tidak ambil untung. Tujuan pembuatnya adalah demokratisasi di bidang kesehatan. Prinsipnya adalah berbuat untuk kemanusiaan dan pada akhirnya benefit bagi perusahaan pembuatnya akan datang dengan sendirinya.